Sukses

1 Juta Lipatan Burung Bangau untuk Penderita Kanker Anak

Lipatan burung bangau hasil kreativitas pengunjung Sushi Tei yang diperuntukan bagi penderita kanker anak pecahkan rekor MURI

Liputan6.com, Jakarta Enam ratus ribu lebih lipatan burung bangau hasil kreativitas pengunjung Sushi Tei yang diperuntukkan untuk penderita kanker anak berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Satu lipatan burung bangau dihargai Rp 100.

Melalui program CSR bertajuk `One Million Cranes for A Better Future` yang diadakan sejak Juli hingga akhir Agustus 2015, restoran Sushi Tei dan Sushi Kiosk berhasil mengumpulkan dana sampai Rp 100 juta. Dana itu mereka donasikan kepada Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI).

"Walaupun jumlah lipatan burung bangau tidak mencapai satu juta, hanya 622.683 lipatan tapi kami tetap memberikan kepada YKAKI sebesar 100 juta rupiah. Karena itu komitmen kami dari awal," kata President Director PT Sushi Tei Indonesia Kusnadi Rahardja di Sushi Tei Kota Kasablanka, Minggu (13/9/2015) siang.

Kusnadi mengatakan, ide ini terinspirasi dari legenda masyarakat Jepang. Dahulu, ada seorang anak yang menderita satu penyakit membuat origami sebanyak 1.000 lembar sebagai usaha mendapat kesembuhan.

"Cerita itu yang menginspirasi kami membuat program One Million Cranes for A Better Future," kata Kusnadi menambahkan.

Hasil kreativitas para pengunjung Sushi Tei yang berhasil membuat 622.683 lipatan origrami yang ditaruh ke dalam replika burung bangau setinggi 3 meter berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 100 juta yang diserahkan ke YKAKI

Perwakilan Sushi Tei Regional Feller Lokananta tak menyangka kalau aksi melipat origami berbentuk burung bangau ini menarik minat para pengunjung Sushi Tei di mana pun. Tak hanya di Jakarta tapi juga di kota-kota lain.

"Dari aksi ini juga kami melihat kalau tidak hanya seorang anak saja yang mau ikut melipat burung bangau, tapi orangtua juga tak sungkan melakukannya. Sampai-sampai makan pun jadi susah," kata Feller.

"Tapi, tak sedikit orangtua yang justru membawa pulang hasil lipatan burung bangau itu. Sehingga target satu juta lipatan burung bangau tak tercapai," kata Feller menambahkan.

Pendiri YKAKI Ira Soelistiyo merasa senang bisa menjadi bagian dari program CSR ini. "Kami tertarik karena bagi kami burung bangau adalah simbol harapan, hope, bagi anak-anak penderita kanker yang tinggal di rumah singgah kami," kata Ira.

YKAKI harus mengeluarkan dana sekitar Rp 130 juta tiap bulan untuk biaya operasional 9 rumah singgah yang berada di beberapa kota. Maka itu, berapa pun dana yang mereka terima tentu sangat membantu.

"Donasi yang kami terima dari Sushi Tei juga akan kami gunakan untuk membayar para guru yang kami rekrut sebagai karyawan. Guru-guru itu mengajar anak-anak di rumah singgah kami sesuai kurikulum di sekolah," kata Ira.

Ira berharap kerjasama dengan Sushi Tei tak berhenti sampai di sini tapi berlanjut di kemudian hari.

Osmar Semesta dari perwakilan MURI mengatakan, mengapresiasi program CSR milik Sushi Tei ini. Terlebih hasil lipatan itu ditaruh ke dalam replika burung bangau raksasa setinggi tiga meter.

"Kegiatan donasi ini unik, karena beda dari yang lain. Lipatan ini jauh lebih banyak dari yang sebelumnya hanya 50 ribu. Dan replika burung bangau ini yang terbesar pertama di Indonesia," kata Osmar.

[Baca juga: Gerakan 1 Juta Origami Untuk Bantu Anak Kanker]

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini