Sukses

Kemkes Belum akan Membangun Pos Kesehatan Baru di Kalimantan

Kemkes meminta agar pengelola sejumlah rumah sakit di sana mengantisipasi kemungkinan lonjakan pasien apabila kabut asap masih berlanjut.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dr Achmad Yurianto mengatakan, belum ada kejadian serius dari sisi kesehatan yang menimpa masyarakat di Kalimantan dan Pekanbaru akibat kabut asap pembakaran lahan.

Bahkan, hingga saat ini belum terpikir untuk membangun pos kesehatan baru karena belum ada pengungsi akibat bencana asap ini.

"Jumlah rujukan yang dikirim ke rumah sakit masih jauh di bawah kapasitas yang tersedia. Artinya masyarakat kita ini semakin pandai untuk menjaga diri agar jangan sampai sakit berlanjut," kata Acmad di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (8/9/2014).

Namun, Kementerian Kesehatan meminta agar pengelola sejumlah rumah sakit di sana mengantisipasi kemungkinan lonjakan pasien apabila kabut asap masih berlanjut.

"Di samping secara relatif memang kapasitas rumah sakit meningkat, dalam kondisi darurat maka semua rumah sakit yang ada di wilayah terdampak asap harus menjadi bagian dari layanan ini," kata Achmad.

Achmad menambahkan, ini adalah otoritas pemerintah daerah untuk mengatur, termasuk dalam sisi pembiayaan. Di mana akan menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya.

Memang, diakui Acmad, rumah sakit yang ada di sana (Pekanbaru) adalah rumah sakit yang terdampak asap. Tapi, memiliki sumber daya yang lebih bagus. "Ada oksigen, ada dokter, ada alat, dan sebagainya," kata Acmad

Sebab, sulit jika harus megevakuasi atau merujuk ke rumah sakit yang tidak terdampak asap.Dan letak rumah sakit yang tidak terkena asap sangat jauh.

Jumlah kasus penyakit dampak bencana asap di Riau sampai 4 September 2015 sebanyak 12.633 kasus, dengan rincian sebagai berikut;

ISPA : 10.133 kasus
Pneumonia : 311 kasus
Asma : 415 kasus
Iritasi mata : 689 kasus
Iritasi kulit : 1.805 kasus

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.