Sukses

Risiko Olahraga pada Penderita Jantung Koroner

Risiko kematian penderita penyakit jantung koroner waktu berolah raga sangatlah rendah.

Liputan6.com, Jakarta Risiko kematian penderita penyakit jantung koroner waktu berolah raga sangatlah rendah. Di Amerika serikat, tercatat angka kematian pada saat berolah raga sebesar 1 berbanding 565.000 orang yang berolah raga setiap jamnya. Namun hal ini bergantung pada kondisi kesehatan jantung masing-masing penderita.

Beberapa penelitian menungkapkan bahwa kelompok orang dengan sedentary life style memiliki kemungkinan henti jantung atau cardiac arrest 56 kali lebih besar pada saat berolah raga dibandingkan dengan waktu orang tersebut tidak melakukan olah raga, namun risiko ini jauh berkurang apabila orang tersebut sebelumnya aktif berolah raga, dimana hanya terdapat peningkatan risiko sebanyak 5 kali.

Tentu saja hal ini tidak boleh menjadi alasan bagi para penderita jantung untuk tidak berolah raga, karena secara keseluruhan (pada saat tidak aktif ataupun aktif), terdapat penurunan kemungkinan henti jantung pada kelompok yang aktif berolah raga sebesar 40% dibandingkan dengan kelompok orang yang tidak aktif berolah raga.

Hal yang sama juga berlaku untuk risiko timbulnya kematian otot jantung (infark miokardium) yang ditandai dengan serangan jantung yang lebih rendah pada kelompok penderita jantung yang melakukan olah raga secara rutin. Risiko serangan jantung pada saat berolah raga dapat pula dihindari dengan memeriksakan diri anda ke dokter apabila memiliki faktor risiko penyakit jantung koroner sebelum memulai berolah raga rutin.

Di beberapa pusat kesehatan di dunia, disarankan semua laki-laki yang berusia lebih dari 45 tahun dan wanita yang berusia lebih dari 55 tahun menjalankan skrining penyakit jantung koroner sebelum memulai olah raga, utamanya dengan intensitas moderat dan berat.

Dr. Johan Winata, Sp.JP-FIHA
RS Mitra Keluarga Kalideres

Sumber Pustaka :
• Debra L Sherman, dkk. 2002. Textbook of Cardiovascular Medicine : Exercise and Physical Activity. Edisi 2. Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins. Halaman 75-88.
• Leung FP, dkk. Exercise, vascular wall and cardiovascular diseases: an update. Sports Med. 2008;38(12):1009-24.
• Gielen S, dkk. Exercise training and endothelial dysfunction in coronary artery disease and chronic heart failure. From molecular biology to clinical benefits. Minerva Cardioangiol. 2002 Apr;50(2):95-106.
• Gielen S, dkk. Exercise training in coronary artery disease and coronary vasomotion. Circulation. 2001 Jan 2;103(1):E1-6.
• Linke A, dkk. Exercise and the coronary circulation-alterations and adaptations in coronary artery disease. Prog Cardiovasc Dis. 2006 Jan-Feb;48(4):270-84.
• Gielen S dan Hambrecht R. Effects of exercise training on vascular function and myocardial perfusion. Cardiol Clin. 2001 Aug;19(3):357-68.
• www.annecollins.com/weight_loss_tips/exercise.htm

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Penyakit jantung koroner adalah kondisi ketika pembuluh darah utama yang memberi suplai ke seluruh tubuh terganggu.

    Jantung Koroner