Sukses

Jenis Olahraga Berdasar Intensitas

Pada umumnya olah raga dapat dibedakan menjadi latihan ketahanan, seperti jalan, lari, atau bersepeda, dan latihan beban

Liputan6.com, Jakarta Jenis Olah Raga
Pada umumnya olah raga dapat dibedakan menjadi latihan ketahanan, seperti jalan, lari, atau bersepeda, dan latihan beban, seperti angkat berat. Keduanya diketahui memiliki dampak yang positif pada kesehatan jantung, namun latihan ketahanan lebih dianjurkan karena juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan ketahanan fisik (endurance) seseorang.

Fakta ini berhubungan pula dengan pembagian lain dari jenis olah raga yang diajukan para ahli jantung di Amerika Serikat. Mereka membagi olah raga tersebut menjadi 3 bagian berdasarkan intensitas dan durasi seseorang berolah raga, yaitu olah raga ringan, sedang atau moderat, dan berat.

Jenis olah raga berdasarkan intensitas
Ringan     500 – 1000

Sedang   1000 – 2000

Berat      2000 – 2500

Sumber : Cardiovascular Medicine (Lippincott Williams and Wilkins)

Secara sederhana ketiga jenis olah raga tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, pada olah raga ringan, seseorang hanya berolah raga pada saat waktu senggang setiap minggu. Perkiraan jumlah kalori yang dikeluarkan pada jenis ini hanya berkisar 500 kalori per minggu. Pada olah raga sedang atau moderat, olah raga setidaknya dilakukan lebih dari 3 hari dalam seminggu dengan lama olah raga perhari rata-rata 30 menit, atau bila dihitung berdasarkan kalori berkisar 1000-2000 kalori per minggu. Sedangkan olah raga berat digambarkan dengan olah raga yang lebih lama dan lebih berat dari olah raga sedang dengan energi yang dikeluarkan mencapai 2000-2500 kalori per minggu.

Tentu saja peningkatan durasi dan intensitas olah raga sejalan pula dengan manfaat kesehatan jantung yang dicapai. Namun tidak berarti pula semua orang harus melakukan jenis olah raga berat. Dari penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, tercatat pula bahwa olah raga ringan sudah mampu menunjukkan hasil yang nyata dalam menurunkan angka kejadian penyakit jantung koroner. BACA JUGA : [Olahraga untuk Penderita Jantung, Bolehkah? (1)]

Dr. Johan Winata, Sp.JP-FIHA

RS Mitra Keluarga Kalideres

 

Sumber Pustaka :
• Debra L Sherman, dkk. 2002. Textbook of Cardiovascular Medicine : Exercise and Physical Activity. Edisi 2. Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins. Halaman 75-88.
• Leung FP, dkk. Exercise, vascular wall and cardiovascular diseases: an update. Sports Med. 2008;38(12):1009-24.
• Gielen S, dkk. Exercise training and endothelial dysfunction in coronary artery disease and chronic heart failure. From molecular biology to clinical benefits. Minerva Cardioangiol. 2002 Apr;50(2):95-106.
• Gielen S, dkk. Exercise training in coronary artery disease and coronary vasomotion. Circulation. 2001 Jan 2;103(1):E1-6.
• Linke A, dkk. Exercise and the coronary circulation-alterations and adaptations in coronary artery disease. Prog Cardiovasc Dis. 2006 Jan-Feb;48(4):270-84.
• Gielen S dan Hambrecht R. Effects of exercise training on vascular function and myocardial perfusion. Cardiol Clin. 2001 Aug;19(3):357-68.
• www.annecollins.com/weight_loss_tips/exercise.htm

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini