Sukses

Diet Jenis Ini Sebabkan Kanker Usus, Waspadalah

Sekitar seratus lima puluh ribu kasus baru kanker kolorektal dilaporkan terjadi di Amerika Serikat setiap tahun

Liputan6.com, Jakarta Sekitar seratus lima puluh ribu kasus baru kanker kolorektal dilaporkan terjadi di Amerika Serikat setiap tahun. Penyakit ini menyebabkan sekitar lima puluh ribu kematian pada penderitanya. Risiko menderita penyakit ini pada pria dan wanita adalah sama.

Kanker kolorektal dini mungkin memiliki gejala yang amat minimal, atau bahkan tanpa gejala sama sekali. Ketidaknyamanan perut, perdarahan dari bagian belakang, kelainan pada gerakan usus, termasuk sembelit dan diare, biasanya menjadi gejala awal.

Pada stadium lanjut mungkin bisa mengalami hilangnya nafsu makan dan berat badan. Sebuah benjolan perut bagian bawah juga dapat dirasakan dan tes darah mungkin menunjukkan anemia. Kanker kolorektal lebih mungkin terjadi pada usia lanjut, terutama di atas 50 tahun.

Pada beberapa orang, polip dapat berkembang di usus besar dan rektum. Pertumbuhan ini mulanya jinak (non-kanker), tetapi bisa berubah ganas (kanker) seiring berjalannya waktu. Tidak semua polip menjadi kanker, karena penanganan yang tepat dapat mengurangi risiko terkena kanker kolorektal. Seseorang perokok pun memiliki resiko tinggi terkena penyakit ini.

Beberapa studi lain pun menunjukkan bahwa lemak tinggi, diet rendah serat juga dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. Seseorang yang telah memiliki kanker kolorektal dapat terjangkit kanker yang sama untuk kedua kalinya.

Wanita dengan riwayat ovarium, rahim atau kanker payudara memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Sebuah riwayat keluarga kanker kolorektal dan kondisi genetik tertentu seperti penyakit radang usus (penyakit Crohn atau kolitis ulserativa) selama bertahun-tahun juga memiliki peningkatan risiko mengembangkan kanker kolorektal.

oleh Dr Chua Tju Siang

Lulus dari Universitas Glasgow dan melanjutkan pendidikan pascasarjananya mengenai medis dan pengobatan di Inggris. Memperoleh akreditasi sebagai ahli Kesehatan Pencernaan dari Departemen Kesehatan Singapura pada tahun 2002. Dr Chua telah menerbitkan secara luas pengetahuan yang dimilikinya, dan telah menerima beberapa penghargaan internasional. Dia juga menekuni bidang pengajaran dan terus memperdalam teknik pengobatan endoskopik, untuk kawasan Asia, termasuk wilayah Timur Tengah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini