Sukses

Hadang Teror Virus, RSUD dr. Soetomo Siapkan Diri

Wakil Direktur RSUD dr. Soetomo, Kohar Hari Santoso mengatakan penyebaran virus untuk tujuan terorisme dapat terjadi saat MEA mulai

Liputan6.com, Surabaya- Wakil Direktur RSUD dr. Soetomo, Kohar Hari Santoso mengatakan penyebaran virus untuk tujuan terorisme dapat terjadi saat MEA mulai dijalankan akhir tahun 2015. Karena itu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo, Surabaya, Jawa Timur mengantisipasinya.

"Secara ilmiah memang ada peluang virus-virus itu bisa dimodifikasi, namun saya bukan ahli dalam menangani virus-virus tersebut. Kami selaku pihak RSUD dr. Soetomo melakukan upaya pengamanan terhadap pasien yang terindikasi terjangkit virus bioterorisme," kata Kohar kepada wartawan, Selasa (18/8/2015).

Kohar menambahkan, ‎dalam memberlakukan penanganan pasien yang terjangkit, pihaknya akan melakukan pengamanan yang sangat ketat supaya tidak menjalar pada paseien yang lain seperti menempatkannya di ruang isolasi khusus.

"Rumah sakit kami sudah dilengkapi ruang isolasi khusus dengan standar khusus, guna mengurangi kemungkinan timbul virus supaya tidak menular. Sehingga kami tidak hanya melayani sekedar ruangannya saja, melainkan juga para pasien harus mengikuti prosedur kami untuk menangani pasien tersebut," imbuh Kohar.

Kohar menegaskan, instansi lain juga ikut memerhatikan isu ini, dan semua pihak harus mengetahui siapa pembawa virus meski tidak tampak sakit, serta harus lebih cermat dengan daerah atau negara mana saja yang menjadi pusat virus.

"Dalam hal ini, pihak dinas kesehatan, karantina, maupun intelijen, serta masyarakat mesti segera tanggap dan harus diberi informasi sehingga tidak terjangkit virus yang mudah menular tersebut," lanjut Kohar.

Selanjutnya, masyarakat yang berpergian ke luar negeri harus memahami beragam informasi kesehatan di negara tersebut untuk menghindari terjangkitnya virus bioterorisme. Ambil contoh misalnya virus yang menyerupai Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).

"MERS merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh corona virus. Virus ini mirip dengan corona virus yang ada pada kelelawar. Dan penularan terjadi dari hewan (onta) secara ilmiah belum terbukti diyakini menular human to human melalui titik liur (droplet) yang dihirup oleh orang lain," jelas Kohar.

Kohar mengimbau kepada masyarakat yang berpergian ke luar negeri, seperti sekarang ini yang akan mendekati musimnya jamaah haji untuk menjaga kesehatan dengan cara makan-makanan bergizi dan bila perlu juga mengonsumsi suplemen agar daya tahan tubuh bisa menjadi kuat.

"Tidak semua jamaah haji pulang dari sana langsung terjangkit virus MERS, saya menilai bahwa mereka terkena gejala MERS seperti flu dan batuk dikarenakan perubahan cuaca di Indonesia dengan di Arab," pungkas Kohar. (Dian Kurniawan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini