Sukses

Uniknya Tukang Jamu Zaman Dulu Menghitung Takaran Jamu

Kebiasaan orang zaman dulu yang unik dalam menakar jamu dipuji ahli kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan orang zaman dulu yang unik dalam menakar jamu dipuji ahli kesehatan. Bagaimana tidak, mereka hanya tahu mengajarkan sejumput, segenggam dan sebagainya tapi setelah diteliti, takarannya tidak jauh dari kebutuhan yang disarankan. Begitu disampaikan Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Indah Yuning Prapti pada wartawan, ditulis Jumat (14/8/2015).

"Masyarakat zaman dulu telah dibekali sesuatu yang istimewa. Misalnya untuk mengukur daun jati belanda (Guazuma ulmifolia) yang dikenal sebagai jamu pelangsing, mereka mengatakannya hanya satu genggam. Setelah diteliti, ternyata tidak jauh dari yang dianjurkan, yaitu 5 gram. Sepertinya mereka sudah memperhitungkan dengan baik," katanya di sela-sela acara peresmian Soho Centre of Excellence in Herbal Research (SCHER) di Sukabumi, Jawa Barat.

Secara tradisonal, daun jati belanda berkhasiat sebagai obat pelangsing tubuh dan menurunkan kadar lemak darah (kolesterol). Bijinya dapat digunakan sebagai obat sakit perut, dan kembung serta buahnya dapat digunakan sebagai obat batuk.

Namun bagi orang yang alergi, perlu berhati-hati dengan daun ini. "Orang asma yang ingin langsing, kurang cocok bila diberi jati belanda. Dia bisa nyesek, karena efek alergi. Sebelum diberi herbal, baiknya dokter mengetahui riwayat penyakit dan memberikan alternatif pelangsing yang lain," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini