Sukses

Cukup Perintahkan, Otak Pria Ini Mampu Gerakkan Tangan Robotnya

Lewat implan elektroda di bagian otak, Erik mampu menggerakkan tangan robot.

Liputan6.com, Jakarta Luka tembak di punggung Erik Sorto (34) saat usianya 21 tahun berdampak kelumpuhan pada bagian leher ke bawah. Namun, lewat sebuah terobosoan luar biasa, ayah dua anak ini kini bisa minum menggunakan bantuan tangan robot.

Ia cukup berimajinasi kemudian tangan robot yang ada di dekatnya akan mendekatkan botol minum ke mulutnya. "Ini seperti sepotong surga kecil bagi saya," terang Sorto.

Tentu apa yang dilakukan Erik tak terjadi begitu saja, perpaduan antara teknologi dan medis membuat pria ini bisa melakukan beberapa tindakan dibantu tangan robot cukup dengan pikirannya.

Sebelumnya, Erik telah melakukan operasi pada otaknya untuk memasang implan yang akan terhubung dengan tangan robot yagn dikerjakan Caltech, Keck Medicine of USC dan Rancho Los Amigos National Rehabilitation Center.

Erik merupakan orang pertama di dunia yang menggunakan elektroda ditanamkan pada daerah otak bernama posterior parietal cortex (PPC) atau bagian otak yang mengontrol gerakan tidak langsung melainkan niat menggerakkan terang peneliti dari Caltech.

Percobaan klinis ini dirancang untuk menguji keamaan dan efektivitas yang dipimpin peneliti utama Richard Andersen, James G. Boswell dari Caltech serta ahli bedah saraf dari Keck Sekolah Kedokteran USC, Charles Y dan ahli saraf Rancho Los Amigos, Mindy Aisen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bekerja baik

Bekerja baik

Operasi penanaman neuroprostetik ini dilakukan pada April 2013 di Rumah Sakit Keck USC. Saat itu para peneliti hanya ingin melihat gerakan intuisi lengan robot saat Erik membayangkannya.

Ternyata alat ini bekerja dengan baik. Lewat pikiran dan imajinasi, Erik dapat menggerakkan tangan robot untuk memberikannya botol minuman. "Saya terkejut melihat betapa mudahnya (mengontrol lengan robot)," terang Erik dikutip laman KeckMedicine, Selasa (11/8/2015).

Teknologi ini bekerja dengan fokus pada sinyal rekaman dari wilayah otak bernama posterior parietal cortex (PPC). PPC sendiri merupakan bagian otak yang terkait dengan perencanaan gerak.

Ahli bedah meletakkan sepasang array elektroda kecil di dua bagian PPC otak Erik. Kemudian array tersebut terkoneksi dengan sistem komputer yang memproses sinyal dari otak kemudian robot akan bergerak sesuai bayangan Erik.

Setelah pulih dari operasi, Erik berhasil mengendalikan kurson komputer dan tangan robot dengan pikirannya. Hingga akhirnya ia berhasil untuk minum botol bir untuk pertama kali sendiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.