Sukses

Balita yang Sering Menonton TV Cenderung Di-bully Saat Remaja

Durasi menonton tv dari balita usia 29 bulan berkorelasi dengan besarnya kemungkinan mengalami bully ketika duduk di kelas 6 sekolah dasar.

Liputan6.com, Jakarta Durasi menonton tv dari balita usia 29 bulan berkorelasi dengan besarnya kemungkinan mereka mengalami bully ketika duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar. Demikian ungkap sebuah penelitian yang dilakukan oleh Linda Pagani, dari University of Montreal dan afiliasi rumah sakit anak CHU Sainte-Justine.

"Sangat beralasan jika gaya hidup semasa kecil dibentuk oleh kurangnya pengalaman berinteraksi, seperti menonton tv di usia dini bisa berdampak pada penurunan kemampuan bersosialisasi," jelas Profesor Pagani.

"Menonton televisi sejak dini juga dikaitkan dengan kurang berkembangnya fungsi otak yang bertanggungjawab terhadap penyelesaian masalah interpersonal, pengaturan emosi, kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya, dan hubungan sosial yang positif. Pada akhirnya, kebiasaan menonton tv bisa menyebabkan kurangnya kontak mata yang diperlukan dalam suatu persahabatan, srta afirmasi diri salam interaksi sosial," lanjut Profesor Pagani.

Kesimpulan Pagani didapat setelah memperhatikan 991 anak perempuan dan 1006 anak laki-laki yang tumbuh di Kanada. Kebiasaan menonton tv anak-anak tersebut dilaporkan oleh orangtua mereka. Sedangkan pengalaman mereka mendapatkan perlakuan tak menyenangkan di sekolah dilaporkan oleh anak-anak itu sendiri. Mereka ditanyai tentang seberapa sering benda miliknya dirampas serta sesering apa mendapat kekerasan verbal atau fisik, dilansir dari laman Techtimes, Minggu (2/7/2015).

"Setiap standar unit deviasi meningkat 53 menit dari menonton tv setiap hari di usia 29 bulan, diprediksi standar unit deviasi untuk di-bully oleh teman sekelas ketika kelas 6 sekolah dasar pun meningkat 11 persen," jelas Pagani.

"Keadaan ini juga memperhitungkan faktor lainnya yang mungkin memengaruhi kecenderungan anak untuk dibully seperti misalnya sikap dan kemampuan kognitif anak, karakteristik keluarga: pendapatan, fungsi, komposisi, dan tingkat pendidikan ibu," lanjutnya.

Dengan anggapan program-program yang ditonton layak, American Academy of Pediatrics merekomendasikan durasi menonton tv tidak lebih dari 1 atau 2 jam per hari bagi anak usia 2 tahun ke atas.

"Anjuran dari American Academy of Pediatrics terutama berkaitan dengan kuantitas waktu menonton tv. Hanya ada 24 jam sehari, dan bagi anak-anak setengah dari waktu tersebut seharusnya dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti makan, tidur, mandi, dan kegiatan lainnya yang bisa membantu mereka menjalin hubungan," terang Pagani.

Menurut Pagani, kreativitas dan kemampuan anak dalam mengatur emosi ketika bersosialisasi akan terasah dengan bermain. Studi yang dilakukan Pagani ini menekankan pentingnya pengawasan dan pemahaman orangtua yang lebih terhadap anak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.