Sukses

Mengenal Dysmorphia, Gangguan Mental Saat Bercermin Berjam-jam

Dysmorphia membuat Anda bercermin berjam-jam dan tak bisa berhenti memikirkan penampilan Anda.

Liputan6.com, Jakarta Dysmorphia atau gangguan dismorfik tubuh adalah jenis penyakit mental kronis. Gejalanya membuat Anda bercermin berjam-jam dan tak bisa berhenti memikirkan penampilan Anda. Apapun yang Anda lihat, Anda bisa merasa begitu memalukan dan tidak ingin terlihat atau siapapun.

Hal ini tak jarang membuat penderitanya kerap tertekan dan terobsesi. Pada akhirnya, seseorang bisa mencari prosedur kosmetik sebanya-banyaknya dan olahraga berlebihan untuk menutupi 'kecacatannya'.

Mengenal lebih jauh penyakit mental ini, ada beberapa hal yang penting Anda ketahui, seperti dikutip Mayo Clinic, Jumat (31/7/2015) berikut ini:

Gejala

1. Keasyikan bercermin, atau sebaliknya menghindari cermin sama sekali

2. Memiliki keyakinan kuat, memiliki kelainan atau cacat dalam penampilan Anda sehingga menganggap Anda jelek

3. Keyakinan kalau orang lain lebih baik penampilannya

4. Menghindari situasi sosial

5. Sering tinggal di rumah

6. Tak pernah puas dengan kosmetik, termasuk prosedur kecantikan lain

7. Perawatan berlebihan atau olahraga berlebihan

8. Menumbuhkan jenggot berlebihan atau memakai make-up yang berlebihan

9. Tak pernah percaya diri untuk difoto

10. Sering terobsesi pada setiap bagian dari tubuh Anda meliputi

- Wajah, seperti hidung, kulit, keriput, jerawat dan noda lainnya

- Rambut, seperti penampilan, penipisan dan kebotakan

- Kulit dan vena penampilan

- Ukuran payudara

- Ukuran otot dan nada

- Alat kelamin

 

Penyebab

Hingga saat ini, penyakit ini tidak diketahui secara spesifik penyebabnya. Namun gangguan dismorfik tubuh bisa terjadi dari kompilasi risiko, seperti:

- Kelainan pada struktur otak atau neurokimia

- Gen

Beberapa studi menunjukkan, gangguan dismorfik tubuh lebih sering terjadi pada orang-orang yang memiliki anggota keluarga yang mengalaminya juga atau setidaknya satu gen.

- Lingkungan

Ya, pengalaman hidup dan budaya dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan dismorfik tubuh, terutama jika mereka pernah mengalami pengalaman negatif tentang tubuh Anda atau citra diri.

 

Pengobatan

Dua perawatan utama untuk gangguan dismorfik tubuh adalah terapi perilaku kognitif dan obat-obatan. 

Terapi perilaku kognitif biasanya berfokus pada kondisi Anda dan perasaan, pikiran, suasana hati dan perilaku. Cara ini cenderung efektif untuk menghentikan pikiran negatif untuk melihat diri Anda lebih realistis dan positif.

Meskipun tidak ada obat khusus disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA), tapi obat psikiatri yang digunakan untuk depresi, bisa efektif.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini