Sukses

Baru Pacaran Tapi Sudah Memaksa untuk Ciuman, Harus Bagaimana?

Manavi menyarankan perempuan itu untuk melapor ke polisi, karena seks non konsensual adalah tindak pemerkosaan dan itu adalah ilegal.

Liputan6.com, Jakarta - Perempuan muda yang tak menyebut namanya menulis sebuah kisah yang dia alami bersama seorang pria yang baru saja dikenal ke seorang psikolog bernama Manavi Khurana.

Dia bercerita, pria yang baru saja dikenal selama beberapa bulan itu kerap memaksa dia untuk bercumbu dan berciuman, padahal hubungan terjalin masih terhitung baru. "Saya sendiri tidak tahu kapan benih-benih itu tumbuh. Namun, kami kerap beradu argumen tiap kali dia meminta maaf sesudah memaksa saya untuk berciuman," tulis perempuan itu.

Sedangkan perempuan tersebut baru mau mencium pasangannya ketika keluarga kedua belah pihak sudah mengetahui hubungan tersebut. Namun, tampaknya pria yang dinilai baik itu tak sanggup membendung hasrat untuk melakukan sejumlah tindakan yang masih dianggap tabuh oleh pihak perempuan.

"Setelah berhubungan 7 bulan, dia memaksa saya untuk melakukan itu (hubungan badan). Saya masih perawan. Dan saya tidak akan melakukan itu sampai keluarga benar-benar tahu hubungan kami," kata dia yang sedikit rada takut untuk melepas pria tersebut. "Kalau dia saya lepas, saya akan kehilangan waktu untuk menghabiskan waktu berdua," kata dia.

Lantas, perempuan itu menanyakan kondisi yang dialaminya. "Anda sudah benar melakukan itu. Tidak peduli seberapa dekat persahabatan atau hubungan yang sudah terjalin, tetap saja dia harus menghormati keputusan Anda dan tidak boleh memaksa," kata Manavi Khurana dikutip dari situs Times of India, Sabtu (25/7/2015)

Manavi meminta perempuan tersebut untuk lebih berhati-hati. Bahkan, Manavi menyarankan perempuan itu untuk melapor ke polisi, karena seks non konsensual adalah tindak pemerkosaan dan itu adalah ilegal.

"Coba bicarakan kepada orangtua atau orang yang sudah Anda percaya," kata Manavi yang berpesan bahwa berhubungan seks tanpa kondom lebih banyak mendatangkan kerugian ketimbang keuntungan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.