Sukses

Heboh Beras Mengandung Arsenik Tinggi di Inggris

Peneliti Inggris menemukan kontaminasi industri dan pestisida pada beras yang biasa dikonsumsi masyarakat.

Liputan6.com, London - Peneliti Inggris menemukan kontaminasi industri dan pestisida pada beras yang biasa dikonsumsi masyarakat. Para ahli menilai, arsenik yang ditemukan pada beras dapat meninggalkan jejak penyakit seperti kanker.

Dailymail, Sabtu (25/7/2015) melaporkan, beras memiliki sepuluh kali lipat arsenik dibandingkan makanan lain. Masalahnya, arsenik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk masalah jantung, diabetes dan kerusakan sistem saraf. Namun, yang paling mengkhawatirkan adalah risiko kerusakan paru-paru dan kanker kandung kemih.

Ahli tanaman dan tanah, Prof Andy Meharg mengatakan, kontaminasi beras memang bisa terjadi karena tanah yang mengandung logam atau lingkungan yang tidak bersih. 

Penelitian yang dilaporkan dalam Jurnal PLoS ONE (benar) ini mencatat, teknologi resapan seperti pada kopi dapat digunakan untuk menghilangkan arsenik pada beras. 

"Ini merupakan terobosan yang sangat signifikan karena menawarkan solusi untuk mengurangi arsenik anorganik dalam makanan," katanya. 

Tingkat arsenik dalam beras bervariasi menurut jenis, negara produksi dan kondisi tumbuhannya. Umumnya, beras merah memiliki tingkat yang lebih tinggi arsenik. Tingkat tinggi arsenik juga telah ditemukan dalam susu beras sehingga Food Standards Agency telah melarang orangtua untuk memberikannya kepada anak-anak.

Di Indonesia sendiri, Kementrian Pertanian kerap melakukan pengecekan kadar logam jika ada laporan dari masyarakat. Namun sejauh ini belum ada laporan sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) telah meluncurkan panduan kandungan arsenik pada beras, yakni 0,2 ppm untuk nasi putih dan 0,4 ppm untuk beras cokelat. Beras cokelat (brown rice) memiliki kandungan arsenik lebih tinggi karena proses penyosohannya hanya satu kali dibanding beras putih.

Salah satu cara untuk membatasi paparan arsenik bisa dilakukan dengan memastikan beras sudah mendapatkan sertifikat SNI.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.