Sukses

Banyak Cokelat dan Makanan Bayi Ilegal Beredar Jelang Lebaran

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap temuan pangan ilegal jelang lebaran.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap temuan pangan ilegal jelang lebaran. Cokelat dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) paling banyak ditemukan hingga puluhan ribu kemasan.

Kepala BPOM, Roy Sparringa mengatakan, jenis pangan TIE yang paling banyak ditemukan adalah cokelat, Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang banyak dilaporkan dari tiga kota besar.

"Produk Tanpa Izin Edar banyak ditemukan di daerah perbatasan dan pelabuhan atau pintu masuk Jakarta, Bandung, dan Batam. Produk impor TIE banyak berasal dari negara Korea, Tiongkok, Afrika Selatan, Jepang, dan Singapura," katanya melalui keterangan pers, Senin (13/7/215).

Cokelat ilegal paling banyak ditemukan jelang Hari Raya Idul Fitri 1436 H sebanyak 11.817 kemasan, MPASI 6.807 kemasan, bumbu 6.043, permen 3.767 kemasan, selai 3.256 kemasan, makanan ringan 2.771 kemasan, saus 2.119 kemasan, minuman sari buah 2.059 kemasan, cuka 2.025 kemasan, tepung 1.776 kemasan, tepung 1.776 kemasan, susu bubuk 1.746, teh 1.398, sirup 1.361 kemasan, sirup 1.361 kemasan, daging olahan 1.286 kemasan, buah kalengan 1.271, ikan kalengan 1.249.

Produk Tanpa Izin Edar banyak ditemukan di daerah perbatasan dan pelabuhan atau pintu masuk seperti Jakarta, Bandung, dan Batam. Produk impor TIE banyak berasal dari negara Korea, Tiongkok, Afrika Selatan, Jepang, dan Singapura.

Produk kedaluwarsa banyak beredar di daerah jauh dari sentral produksi dan distribusi serta sulitnya akses transportasi, seperti Makassar, Jayapura, dan Gorontalo. Jenis produk yang paling banyak ditemukan kedaluarsa seperti biskuit, makanan ringan, bumbu, permen, mi instan, dan tepung.

Sedangkan produk rusak banyak beredar di pusat penyebaran distribusi dan handling buruk selama transportasi dan penyimpanan seperti, Makassar, Surabaya, dan Mataram. Kondisi tersebut diperparah karena handling yang tidak baik. Produk rusak umumnya bumbu, minuman sari buah, teh, dan kopi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini