Sukses

Kenapa Cokelat Digemari dan Jadi Simbol Kasih Sayang?

Cokelat sebagai makanan yang dijadikan simbol kasih sayang, sering pula dianggap dapat memperpanjang usia.

Liputan6.com, Jakarta Cokelat sebagai makanan yang dijadikan simbol kasih sayang, sering pula dianggap dapat memperpanjang usia. Selain kaya antioksidan yang baik bagi kesehatan jantung, cokelat juga mengandung zat penangkal kanker.

Cokelat merupakan bahan makanan yang sangat populer di seluruh dunia. Dapat dipastikan bahwa cokelat sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga lanjut usia. Eksotisme cokelat memang luar biasa. Bagi sebagian orang, terutama di kalangan anak muda, cokelat merupakan simbol kasih sayang.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi cokelat dapat memicu pelepasan hormon serotonin di otak. Hormon ini mampu memberikan perasaan senang dan mood yang baik. Itulah sebabnya di perayaan hari Valentine (14 Februari), cokelat merupakan hadiah yang paling banyak diberikan kepada orang-orang yang terkasih (pacar, pasangan suami-istri, atau anak dan orangtua).

Cokelat bukan hanya sedap untuk dikonsumsi, tetapi juga memiliki khasiat yang luar biasa. Dalam bahasa Latin, pohon cokelat disebut Theobroma cacao, yang berarti makanan dari Tuhan. Disebut demikian karena selain rasanya enak, cokelat juga dipercaya dapat memperpanjang usia. Cokelat juga diklaim dapat mencegah berbagai penyakit jantung dan aneka kanker.
Benarkah cokelat mempunyai khasiat sedahsyat itu?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

Ramuan Suku Indian

Ramuan Suku Indian
Tanaman kakao telah dikenal sejak zaman dahulu sebagai salah satu ramuan yang berkhasiat bagi kesehatan. Penggunaan kakao secara tradisional dipopulerkan oleh suku Olmec, Maya, dan Aztec, yaitu suku-suku Indian kuno. Penggunaannya dalam dunia ramuan dapat merupakan bahan tunggal atau bahan campuran dalam ramuan lain.

Pada akhir abad ke-16, beberapa tabib telah menggunakan kakao sebagai obat penyembuh demam, meredakan keletihan dan juga untuk menyadarkan orang pingsan. Hingga pertengahan abad ke-20 telah ditemukan lebih dari 100 manuskrip resep kuno yang merekomendasikan kakao sebagai bahan penyembuh.

Pada masa kini, kakao lebih banyak dikenal sebagai bahan dasar pembuat cokelat. Dewasa ini produk olahan cokelat sangatlah beragam, mulai dari cokelat asli, cokelat susu, cokelat wafer, dan lain sebagainya. Konsumsi cokelat yang sangat tinggi sering dituding merugikan kesehatan. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan lemak dalam cokelat.

Dunia kesehatan pun mengakui, sebenarnya masih banyak pangan lain yang lebih menyehatkan daripada produk olahan cokelat. Namun, mengapa popularitas cokelat tidak pernah pudar? Ada apa di dalam cokelat?

3 dari 9 halaman

Sat Gizi Lengkap

Zat Gizi Lengkap
Cokelat adalah produk turunan dari tanaman kakao yang aslinya berasal dari Amerika Tengah. Bagian tanaman yang diambil untuk memproduksi cokelat adalah biji yang terdapat di dalam buah kakao. Satu buah kakao mengandung 30 hingga 40 biji.

Biji-biji cokelat yang telah dipanen kemudian difermentasi, dikeringkan, dipanggang, dan dipres untuk diambil minyaknya. Fermentasi merupakan perlakuan yang berpengaruh terhadap aroma khas cokelat. Komponen utama yang berperan dalam pembentukan aroma adalah tanin. Minyak cokelat juga terkenal dengan istilah cocoa butter.

Ampas minyak cokelat yang berbentuk pasta kemudian didinginkan, digiling, dan diayak hingga diperoleh bubuk cokelat atau cocoa powder. Bubuk cokelat masih mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap, terutama karbohidrat, protein, serat, dan beberapa mineral. Bubuk cokelat juga masih mengandung lemak dalam jumlah kecil. Komponen minor lain dalam bubuk cokelat adalah teobromin, kafein, polifenol, dan air.

Bubuk cokelat kemudian dijadikan bahan baku dalam pembuatan cokelat komersial, yaitu sebagai pembentuk adonan. Agar rasa dan aromanya menjadi lebih baik, ke dalam bubuk cokelat ditambahkan cocoa butter. Kandungan cocoa butter dalam produk cokelat berkorelasi positif dengan mutu produk dan tentu saja dengan harganya.

4 dari 9 halaman

Macam-macam Cokelat

Macam Cokelat
Dalam kehidupan sehari-hari produk cokelat memiliki berbagai jenis yang hampir tak terhitung kombinasi dan mereknya. Dari berbagai jenis tersebut, terdapat empat jenis produk cokelat baku, yaitu:
1. Unsweetened chocolate. Terbuat dari bubuk cokelat dan cocoa butter yang telah dimurnikan. Bila dikonsumsi langsung, rasanya sangat pahit. Penggunaannya secara umum adalah dalam dunia rerotian (bakery).
2. Dark chocolate. Jenis cokelat hitam memiliki kandungan bubuk cokelat yang cukup tinggi, dengan sedikit penambahan gula, susu, dan flavor. Cokelat hitam memiliki dua varian rasa utama, yaitu (1) sweet dark chocolate yang memiliki rasa sedikit manis dengan kandungan 35-45 persen bahan cokelat alami, dan (2) semi sweet chocolate yang biasa digunakan untuk membuat kue, kue tar, ataupun kue brownies. Rasa manisnya terasa lebih pas untuk kebutuhan tersebut, dengan 40-62 persen terbuat dari bahan cokelat alami.
3. Milk chocolate. Terbuat dari bubuk cokelat, cocoa butter, gula, susu, dan bahan flavor seperti vanila. Cokelat susu terdiri dari racikan 10-20 persen bahan alami cokelat dan lebih dari 12 persen susu.
4. White chocolate. Merupakan produk cokelat yang tidak mengandung polifenol, minyak cokelat, dan bubuk cokelat, hanya mengandung cocoa butter, gula susu, dan bahan pencita rasa. Warna produk ini adalah putih.

Jenis produk turunan cokelat sangat beragam. Produk-produk cokelat yang banyak dikenal masyarakat adalah cokelat batangan, cokelat berisi wafer atau biskuit, cokelat batangan kombinasi (kacang, kismis, atau buah-buahan kering), cokelat oles, cokelat masak, dan cokelat tabur. Cokelat juga banyak digunakan sebagai bahan pencita rasa, seperti dalam biskuit cokelat, wafer cokelat, pengisi roti, dan lain sebagainya.

5 dari 9 halaman

Pengundang Kontroversi

Pengundang kontroversi
Cokelat merupakan salah satu makanan yang mengundang banyak sekali kontroversi, terutama mengenai efek kesehatannya. Cokelat batangan yang merupakan bentuk produk yang paling populer dikonsumsi, dianggap sebagai penyumbang lemak yang cukup besar. Komposisi gizi rata-rata cokelat batangan tersaji pada tabel.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Cornell University Amerika menyatakan, kandungan antioksidan dalam cokelat hampir dua kali lipat anggur merah dan tiga kali lipat teh hijau. Antioksidan berguna untuk mencegah atau memperlambat proses kerusakan sel, sehingga dapat mencegah penyakit kanker, tekanan darah tinggi, jantung, dan banyak penyakit lainnya.

Konsumsi cokelat secara teratur dalam jumlah yang terbatas, ternyata justru memberi efek kesehatan yang baik, terutama dalam menurunkan tekanan darah, mencegah penyakit jantung, dan mencegah oksidasi. Bahan bioaktif yang terdapat dalam cokelat adalah polifenol, yang umumnya berupa komponen flavonoid.

Flavonoid dan polifenol merupakan komponen penting yang memiliki aktivitas antioksidan. Banyak sekali penelitian yang telah membuktikan pentingnya substansi antioksidan dalam mencegah dan menghambat kerusakan sel-sel tubuh oleh radikal bebas. Radikal bebas merupakan zat yang dihasilkan sebagai sisa dari penggunaan oksigen dalam tubuh. Radikal-radikal bebas yang berasal dari sisa pembakaran, sinar ultraviolet atau polusi udara, juga dapat masuk ke dalam tubuh dan merusak sel.

6 dari 9 halaman

Flavonoid tinggi

Semakin tinggi kandungan bubuk cokelat di dalam suatu produk, semakin tinggi kandungan flavonoidnya. Semakin tinggi kadar flavonoid, semakin tinggi pula kapasitas antioksidannya. Di antara keempat jenis cokelat, kandungan flavonoid yang tinggi terdapat pada unsweetened chocolate dan dark chocolate.

Jenis flavonoid utama yang ditemukan di dalam cokelat adalah: (-) epicatechin, (+) epichatechin, dan sederetan senyawa kompleks oligomer prosianidin. Efek kesehatan yang diberikan cokelat sangat tergantung pada kapasitas antioksidannya. Hal menguntungkan dari cokelat adalah flavonoid-nya yang memiliki bioavailabilitas (kemampuan untuk digunakan tubuh) yang sangat tinggi.

Komponen antioksidan memang banyak terdapat pada bubuk cokelat, sedangkan produk olahan cokelat yang ada di pasaran telah dicampur dengan banyak gula, susu, mentega, dan lemak jenuh, yang semuanya itu sifatnya berlawanan dengan antioksidan. Konsumsi berlebih terhadap milk chocolate atau white chocolate yang banyak mengandung gula, dapat berdampak buruk terhadap kesehatan.

Selain itu, cokelat mengandung kadar tembaga yang sangat tinggi. Tembaga bersifat menghambat kerja antioksidan. Dalam keadaan ekstrem justru dapat memperbesar insiden terjadinya degenerasi vaskular seperti aneurisma (pelebaran pembuluh darah), hemoroid (wasir), penyakit jantung koroner, dan stroke.

Untuk memperoleh manfaat sehatnya, konsumsilah cokelat dengan bijak, yaitu: (1) pilihlah cokelat yang sedikit mengandung gula, seperti dark chocolate, (2) konsumsilah secara teratur, tetapi dalam jumlah yang tidak berlebihan, (3) pastikan kondisi kesehatan dalam keadaan baik, yaitu tidak obesitas dan mengidap diabetes melitus. 

7 dari 9 halaman

Perbaiki Mood

Perbaiki Mood
Cokelat mengandung zat stimulan, yaitu sedikit kafein dan teobromina, keduanya tergolong famili methylxantine. Setiap satu ons cokelat susu mengandung kafein yang sama dengan satu cangkir kopi yang sudah dikurangi kadar kafeinnya.

Dapat disimpulkan bahwa kadar kafein cokelat sangat kecil, sehingga aman untuk dikonsumsi oleh anak-anak sekalipun. Sementara efek teobromina terhadap jantung tidaklah sekuat kafein, sehingga orang yang sakit jantung pun masih boleh menikmati lezatnya cokelat.
Produk olahan cokelat mengandung stimulan feniletilamin yang memiliki efek antidepresan, sama seperti yang dimiliki oleh amfetamin.

Zat tersebut mengandung komponen farmakologi n-asetiletanolamin, yang terkait dengan cannabis atau marijuana, yang mampu memicu keluarnya anandamid, suatu opiat endogen yang berkhasiat menimbulkan eforia.

Itulah sebabnya, cokelat dapat memperbaiki suasana hati orang yang mengonsumsinya. Hal itulah yang menyebabkan makanan olahan cokelat, sering disebut sebagai makanan kasih sayang, yaitu makanan yang mampu membuat orang menjadi senang dan bahagia. 

8 dari 9 halaman

Cegah Penyakit

Cegah Penyakit Kardiovaskular 
Kemampuan cokelat dalam pencegahan penyakit kardiovaskular dapat diterangkan dengan dua mekanisme. Mekanisme pertama berhubungan erat dengan aktivitas antioksidan, sedangkan mekanisme kedua berhubungan dengan penghambatan pembentukan LDL (Low Density Lipoprotein).

Aktivitas antioksidan dari flavonoid terutama berpengaruh dalam mencegah inflamasi (peradangan) yang menimbulkan aterosklerosis, menurunkan risiko trombosis, mempertahankan fungsi sel-sel endotelial yang normal, serta menghambat adhesi dari molekul-molekul selular. Flavonoid juga dapat meningkatkan kapasitas antioksidan plasma dan menurunkan reaktivitas platelet.

LDL merupakan kolesterol jahat yang sangat ditakuti karena mudah menimbulkan penyumbatan pembuluh darah dan juga mudah teroksidasi menghasilkan radikal bebas. Dengan demikian, penghambatan pembentukan LDL oleh senyawa yang terdapat pada cokelat dapat menurunkan risiko terjadinya aterosklerosis.

Banyak perempuan yang takut mengonsumsi cokelat karena khawatir menjadi gemuk. Anggapan tersebut tidaklah selalu benar. Asam lemak jenuh yang terdapat pada biji cokelat, yaitu asam stearat dan asam palmitat, umumnya bersifat netral, sehingga tidak meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL). Sebaliknya, asam lemak tidak jenuhnya, yaitu asam oleat, seperti halnya yang terkandung dalam minyak zaitun, justru dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL).

9 dari 9 halaman

Waspada bahan tambahan

Namun, jangan lupa, bahan tambahan dari produk cokelat yang ada di pasaran adalah gula dan susu tinggi lemak, yang notabene merupakan musuh nomor satu bagi kesehatan, jika dikonsumsi secara berlebih. Bahan-bahan pendukung tersebutlah yang patut membuat sebagian orang khawatir mengonsumsi olahan cokelat, terutama yang kegemukan dan menderita diabetes melitus.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, flavonoid dapat menurunkan reaktivitas platelet. Penurunan reaktivitas platelet berarti menurunkan risiko penebalan dinding pembuluh darah. Bila dinding pembuluh darah aorta yang dicegah penebalannya, risiko aterosklerosis akan menurun. Sementara pencegahan penebalan dinding pembuluh darah yang lain akan menurunkan risiko hipertensi (tekanan darah tinggi). Jadi, konsumsi cokelat juga memberi efek menurunkan tekanan darah. 

Komposisi gizi rata-rata cokelat batangan
Komposisi Jumlah per 100 gram
Energi (kkal) 525
Lemak jenuh (gram) 17,5
Lemak tidak jenuh (gram) 15
Karbohidrat (gram) 60
Protein (gram) 7,5
Sumber: Ryan (1999)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini