Sukses

3 Alasan Indonesia Rentan Terserang MERS CoV

Menteri Kesehatan Nila Moelek mengatakan, Indonesia tidak terlepas dari bayang-bayang MERS

Liputan6.com, Jakarta Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus atau yang kita kenal dengan MERS – CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan dari yang ringan sampai dengan berat.

Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi. Gejalanya seperti demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut, biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid.

Setidaknya, data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan mencatat, virus ini telah menyebar di 26 negara seperti Yordania, Kuwait, Oman, Qatar, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Mesir, Perancis, Jerman,
Belanda, Italia, Inggris (UK), Yunani, Austria, Turki, Amerika Serikat, Tunisia, Philipina, Malaysia, Libanon, Iran,  Yaman, Aljazair, China, Korea Selatan dan Thailand.

Bagaimana dengan Indonesia? Menteri Kesehatan Nila Moelek mengatakan, Indonesia tidak terlepas dari bayang-bayang MERS mengingat jumlah jemaah umrah dan calon haji paling banyak dari Tanah Air.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tiga alasan

Untuk itu, ada tiga alasan Indonesia rentan terjangkit MERS, seperti:

1. Jumlah jemaah umrah dan haji paling banyak dari Indonesia

Data Statistik Kedatangan Kepulangan Jemaah Umrah, Kementerian Agama mencatat, jumlah jemaah umrah dari 1 Januari sampai 7 Mei 2015 mencapai 24.869 orang. Jumlah jemaah umrah setiap hari rata rata 200 orang atau lebih kurang
6.000 jemaah per bulan. Jumlah ini biasanya meningkat drastis pada bulan puasa, awal Idul Fitri, pada hari hari besar keagamaan islam dan juga pada saat libur anak sekolah .

Selain itu, Member WHO Emergency Committe on MERS CoV sekaligus Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, kelompok berisiko lainnya adalah jemaah haji yang jumlahnya tidak kurang dari 168.000. Ini belum termasuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri di beberapa negara terjangkit MERS-CoV seperti di jazirah Arab, Korea Selatan, Tiongkok dan Thailand.

2. Penderita MERS kebanyakan berusia tua dan memiliki penyakit kronis

Sebagian besar jemaah umrah dan calon haji Indonesia cenderung berusia tua dan memiliki penyakit kronis. Tjandra mengungkapkan, bila sebelumnya, MERS menyerang pasien berusa 65 tahun keatas, pada 2014 ditemukan umur rata-rata pasien 55 tahun ddan 2015 ini ada pasien berusia 49 tahun.

Wakil Sekretaris jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr. Prasetyo Widhi Buwono, Sp.PD, menambahkan, pasien dengan riwayat diabetes, usia lanjut, jantung dan saluran napas, gangguan imun seperti penyakit lupus mudah terjangkit virus.

3. Kurang menjaga kebersihan

Berapa banyak dari Anda yang mencuci tangan dengan benar? Tjandra menuturkan, mencuci tangan dengan air mengalir selama 20 detik dapat mencegah masuknya virus ke tubuh. Selain itu, jaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan seimbang, tidak merokok dan cukup istirahat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini