Sukses

Menkes Simulasi MERS di Bandara Soetta

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menghadiri kegiatan simulasi Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS CoV), MERS-COV di Bandara Soetta

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menghadiri kegiatan simulasi Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS CoV), MERS-COV di Bandara Soekarno Hatta.

"Sangat penting bagi sektor kesehatan untuk memastikan bagaimana melakukan pencegahan serta mendeteksi sedini mungkin jika ada kasus masuk melalui pintu masuk negara," tegas Menkes.

Dalam sambutannya, Menkes meminta dukungan semua pihak untuk terus menerus mensosialisasikan dan menyampaikan informasi tentang MERS CoV. Khususnya kepada kelompok masyarakat yang mempunyai risiko lebih besar untuk terinfeksi penyakit MERS-CoV, yaitu pelaku perjalanan umrah dan haji.

Jumlah jemaah umrah setiap hari rata rata 200 orang atau lebih kurang 6.000 jemaah per bulan. Jumlah ini biasanya meningkat drastis pada bulan puasa, awal Idul Fitri, pada hari hari besar keagamaan islam dan juga pada saat libur anak sekolah .

Selain itu, kelompok berisiko lainnya adalah jemaah haji yang jumlahnya tidak kurang dari 168.000. Ini belum termasuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri di beberapa negara terjangkit MERS-CoV seperti di jazirah Arab, Korea Selatan, Tiongkok dan Thailand.

Menkes menghimbau untuk menjaga kesehatan dari diri sendiri dimulai dengan cara yang sangat sederhana. "Membiasakan diri untuk cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sesering mungkin, menutup mulut dan hidung pada saat bersin dan batuk serta menggunakan masker ketika flu. Kesemuanya ini dapat dilakukan dengan pembiasaan untuk hidup bersih dan sehat," katanya.

Menkes menambahkan, kapasitas nasional dalam reponse MERS CoV tidak hanya di pintu masuk negara melalui bandar udara, pelabuhan atau pos lintas batas darat negara tetapi juga kemampuan rumah sakit untuk menangani MERS CoV. Di samping itu kemampuan laboratorium untuk melakukan pemeriksaan konfirmasi yang cepat juga diperhatikan, agar pasien yang kita duga (suspek) dapat dipastikan diagnosa dan dilakukan penatalaksanaan yang tepat.

Kemkes mencatat, dalam satu dasawarsa terakhir, ada banyak kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat, seperti Severe Acute Respiratory Sysndromes (SARS) pada 2002, Flu Burung 2005, Pandemic Influenza H1N1 2009, kejadian penyebaran Polio 2014, kejadian Ebola 2014 dan kejadian merebaknya MERS CoV di beberapa negara Asia pada tahun ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.