Savannah Merasa Terbakar Setiap Kali Terpapar Matahari

Liputan6.com, New York- Bagi kita terpapar matahari biasanya hanya menimbulkan kegerahan. Namun, bagi Savannah Fulkerson (11), sejak usia empat tahun sinar matahari bisa membuatnya merasa seperti terbakar.

"Saat itu kami di luar selama 20 menit, kemudian ia mengatakan 'aku terbakar'," tutur ibu Savannah, Andrea Fulkerson. Andrea juga mengingat betapa putrinya merasakan sakit bahkan mengumpamakan rasa itu seperti ditabrak mobil kala kena sinar matahari.

"Membuatnya menangis hingga berjam-jam," terang Andrea seperti dilansir ABC News, Kamis (2/7/2015).

Kondisi tak menyenangkan ini membuat orangtua Savannah berulang kali membawanya ke dokter anak. Beberapa dokter mengatakan mungkin saja Savannah kena eksim. Tapi ada juga dokter yang mengatakan Savannah seperti alergi matahari.

Lima tahun kemudian, akhirnya diketahui Savannah mengalami kondisi langka bernama Erythropoietic Protoporphyria (EPP) usai menjalani tes di Children’s Hospital of Los Angeles.

Ini adalah kondisi genetik yang membuat komponen sel darah yang dapat menyebakan senyawa beracun bernama protoporfirin dibebaskan. Senyawa ini dapat membuat sangat sensitif terhadap sinar matahari.

Meski tak ada obat yang cocok untuk mengatasi keluhannya, diagnosis atas apa yang terjadi pada Savannah bisa membantunya melindungi diri dari sinar matahari.

Kini, Savannah tumbuh sebagai anak yang aktif dalam kegiatan pemandu sorak dalam ruangan. Saat pergi ke luar rumah, ia akan melindungi diri dengan topi, baju lengan panjang, dan payung.

"Saya berharap pihak medis bisa menemukan obat, karena saya tidak begitu nyaman dengan ini. Kondisi seperti ini benar-benar sulit," ungkap Savannah kepada KABC-TV.

Baca juga:

Tak Ada yang Namanya Alergi Matahari

Bocah 3 Tahun Ini Tak Bisa Kena Sinar Matahari