Sukses

Waspadai Bentuk Kepala Bayi Tak Biasa Seperti Ini

Bentuk kepalanya tampak tidak seperti bayi-bayi pada umumnya melainkan lonjong dan sedikit aneh.

Liputan6.com, New York- Saat masih berusia dua bulan, bayi laki-laki asal Amerika Serikat bernama Matthew Boler sangatlah lucu. Matanya biru, pipi chubby dihiasi tawa. Namun sayang, bentuk kepalanya tampak tidak seperti bayi-bayi pada umumnya melainkan lonjong dan sedikit aneh. 

Melihat bentuk kepala sang anak, Megan Boler berpikir mungkin putranya ini membawa tren bentuk kepala baru dalam keluarganya yang biasanya bundar.

"Kami berpikir bentuk kepalanya sedikit tidak biasa. Kami kira dia mungkin memiliki bentuk kepala yang tidak biasa saja," terang Megan. 

Layaknya bayi lain yang rutin memeriksakan diri ke rumah sakit, dokter anak yang menangani Matthew mengatakan ada yang aneh dengan kepalanya dan mungkin saja berbahaya.

"Kondisi ini bukan sepele, saya merujuk Anda ke ahli bedah saraf," tutur Megan mengingat kalimat dokter anak yang diucapkan kepadanya.

Saat menjalani pemeriksaan di Texas Children’s Hospital, dokter menyatakan Matthew mengalami craniosynostosis bernama sagittal synostosis. Ini adalah kondisi pada tengkoraknya yang menyatu di bagian belakang kepala terlalu dini. Akibatnya, otak tidak memiliki tempat untuk tumbuh sehingga bentuk kepala aneh.

Namun untungnya, kondisi ini diketahui saat usia muda sehingga dokter bisa melakukan operasi dengan luka kecil dan otaknya bisa berkembang usai operasi.

"Tengkoraknya sangat-sangat tipis, kami menggunakan berbagai jenis instrumen dan penggunaan endoskopi untuk melakukan tindakan ini," terang Direktur Program Bedah Craniofacial di Rumah Sakit Anak Texas, dokter Sandi Lam seperti dikutip laman ABC News, Minggu (28/6/2015).

Matthew menjalani operasi pada usia 10 minggu. Hebatnya, dalam waktu 72 jam sesudah operasi ia bisa kembali tersenyum ceria.

Namun, usai operasi ia harus memakai helm khusus selama 24 jam sehari dalam empat bulan.

Matthew Boler kala menggunakan alat untuk membentuk kepalanya. (Foto:ABC News/Megan Boler)

Ibu Matthew berharap dengan menyebarkan kisahnya ini ia bisa membatu orangtua lain memiliki anak dengan tanda-tanda craniosynostosis secara dini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.