Sukses

Robby, Si Pegiat Kampanye Antirokok Itu Telah Tiada

Tak ingin orang lain mengalami akibat buruk merokok, pengalaman berjuang dengan kanker pita suara ia sebarkan di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta Bagi pemilik akun media sosial seperti Facebook dan Path, mungkin familiar dengan sosok Robby Indra Wahyuda (27). Di akun Facebooknya, mantan perokok ini sering menuliskan kisah perjuangannya melawan kanker laring (pita suara) stadium 3 yang dideritanya. 

Namun, kini tak akan ada lagi postingan langsung darinya karena pada Selasa, 23 Juni 2015 Robby telah menghembuskan napas terakhir seperti diinformasikan FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) lewat pesan elektronik yang diterima Health-Liputan6.com pada Rabu (24/6/2015). 

Postingan terakhirnya pada tanggal 31 Mei 2015 ia menuliskan:

"Sesungguhnya kesabaran itu tiada batasny. Hanya manusia saja yg membatasinya"

Robby yang bekerja sebagai PNS di Samarinda, Kalimantan Timur ini menjadi populer di media sosial karena dia secara gamblang menceritakan kisah hidupnya. Mulai dari pengalamannya berkenalan dengan rokok sejak kelas 6 SD, perjuangannya melawan kanker pita suara, hancurnya karir sebagai vokalis band, hingga penyesalannya tidak bisa mengimami istrinya saat salat.

Beberapa curahan hatinya di media sosial membuat siapa saja yang membaca merasa terenyuh dan memikirkan kembali bahaya merokok. Salah satunya kala lehernya dioperasi dan menyisakan lubang akibat kanker pita suara, seperti di bawah ini yang ditulisnya pada 28 Maret 2015.

"Kenapa mesti seram liat lubang di leher?
Yang seram itu di balik lubang itu.
Saya gak punya jakun dan tenggorokan.
Apa aja yg tidak berfungsi
Tidak bisa bicara.
Tidak dapat mencium bau
Tidak bisa meludah cuiihh kaya orang..
Gak bisa bicara? Yang jelas membuat penderita cepat marah atau tempramental... karena merasa tidak dimengerti
Gak bisa mencium bau. Sedih jg sih gak bisa cium aroma makanan...
Jadi yg seram lobangnya apa di balik lobangnya.."

"Karena pengalaman inilah Robby memutuskan berbagi kisahnya seluas-luasnya agar generasi muda bisa belajar dari kesalahan-kesalahannya," seperti dikutip pers rilis dari FCTC (Framework Convention on Tobacco Control).

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini