Sukses

2,7 Juta Anak Meninggal Karena Kurang Makan Sayur dan Buah

Tak semua orangtua di dunia beruntung bisa memberikan gizi yang baik dengan memberikan buah dan sayur pada anak.

Liputan6.com, Jakarta Pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan periode emas yang  berperan besar untuk kesehatan di masa yang akan datang. Mirisnya, tak semua orangtua di dunia beruntung bisa memberikan gizi yang baik dengan memberikan sayur dan buah pada anak.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2013 oleh D. Gajewska, et al dari Departemen Dietetics, Warsaw University of Life Sciences, Polandia, terhadap 366 anak dan remaja berusia 9-14 tahun menemukan, sayur-sayuran merupakan salah satu jenis makanan yang paling tidak populer. Dan buah adalah salah satu jenis makanan ringan yang disukai. Namun penelitian Lock K, memperkirakan, 2,7 juta kematian anak di seluruh dunia diperkirakan karena kekurangan asupan buah dan sayur.

Dokter spesialis anak, Prof. Dr. Agus Firmansyah mengatakan, 1.000 hari pertama kehidupan merupakan window of opportunity yang memengaruhi pembentukan perilaku atau pola makan sehat dalam jangka panjang. 

"Setelah pemberian ASI ekslusif sampai usia enam bulan, anak perlu diperkenalkan kepada MPASI dalam beragam tekstur, tampilan, dan rasa, untuk memenuhi jenis dan jumlah nutrisi yang lebih komprehensif seiring dengan pertambahan usia. Pada masa ini, memperkenalkan MPASI buah dan sayur secara bertahap dan teratur, tidak saja akan menyediakan serat yang dibutuhkan bagi kesehatan pencernaan," katanya dalam acara Nutritalk, ditulis Selasa (16/6/2015).

Di Indonesia, kata Agus, berdasarkan hasil Riskesdas 2013 rata-rata konsumsi kurang sayur dan atau buah juga masih kurang. Hanya sekitar 6,5 persen masyarakat Indonesia yang sudah cukup mengonsumsi sayur dan buah. Padahal makanan ini memberikan manfaat kesehatan pencernaan dan meningkatkan daya serap nutrisi serta fungsi kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit.  

“Konsumsi buah dan sayur akan membantu pemenuhan serat, vitamin dan mineral yang lebih tinggi pada anak untuk kesehatan saluran cerna dan imunitas yang lebih baik sehingga tumbuh kembang anak dapat optimal.  Kecukupan serat sejak dini juga menurunkan risiko terkena berbagai penyakit, seperti peradangan, alergi, diare, jantung, kanker, dan darah tinggi pada usia dewasa,” jelasnya.

Agus menambahkan, pengenalan buah dan sayur ini bisa dilakukan secara bertahap. Orang Indonesia sendiri paling gemar mengenalkan pisang, pepaya, bayam dan wortel bagi anaknya.

"Sayur-sayuran seperti pisang dan wortel juga mengandung prebiotik, vitamin dan mineral yang mendukung tumbuh kembang anak," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini