Sukses

Mensos: Narkoba Tak Bisa Tingkatkan Konsentrasi Belajar

Penyalahgunaan narkoba sudah sangat mengkhawatirkan karena pengguna semakin muda usianya, bahkan berasal dari keluarga yang islami.

Liputan6.com, Jakarta Penyalahgunaan narkotika dan obat/bahan berbahaya (narkoba) sudah sangat mengkhawatirkan karena pengguna semakin muda usianya, bahkan berasal dari keluarga yang islami.

“Pada posisi seperti ini, narkoba sudah sangat mengkhawatirkan dengan pengguna makin muda dan bisa dari keluarga yang islami, ” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Sekolah Islam Shafta di Jalan Raya Lontar, Benowo, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (6/6/2015).

Akan berbahaya jika terjadi pada pelajar yang masih polos dan diiming-imingi bahwa narkoba bisa meningkatkan konsentrasi belajar. Mereka pun mau mengonsumsi ‘barang haram’ itu dengan mencuri barang-barang di rumah orangtuanya.

“Kondisi ini sangat berbahaya bagi kelangsungan generasi bangsa. Pelajar yang masih polos rela mencuri barang-barang di rumah milik orangtuanya hanya untuk bisa mengonsumsi narkoba dan dipastikan narkoba tidak bisa tingkatkan konsentrasi belajar, ” terangnya.

Sebagai calon generasi emas pada 2045 nanti, Indonesia akan mengalami bonus demografi di mana jika pelajar dipupuk dengan gizi dan lingkungan baik, maka akan memiliki diversifikasi profesi dan dipastikan terbebas dari ijazah palsu.

“Saya percaya para pelajar lulusan dari Sekolah Islam Shafta nantinya memiliki diversifikasi profesi dan dijamin terbebas dari ijazah palsu,” harapnya, seperti dalam surat elektronik yang diterima Health-Liputan6, ditulis Minggu (7/6/2015).

Selain itu, potensi Sumber Daya Alam (SDA) di Jawa Timur yang melimpah menjadi modal sosial untuk maju dan sejahtera. Tentunya dengan bekal ilmu dan pengetahuan yang baik.

“Dengan modal SDA yang melimpah itu. Saya kira warga di Jawa Timur itu memiliki potensi besar untuk sejahtera. Namun, yang terpenting harus memiliki ilmu pengetahuannya, ” tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.