Sukses

Jumlah Kematian Lansia Bisa Ditekan dengan Vaksin

Jumlah lansia yang tinggi ini tidak diimbangi dengan angka kesehatan yang cukup baik.

Liputan6.com, Jakarta Data Badan Pusat Statisik (BPS) pada 2012 menunjukkan, jumlah penduduk berusia lebih dari 60 tahun ialah 7,56% dari total populasi (sekitar 18 juta jiwa). Namun bila dilihat tren dan proyeksinya, jumlah usia lanjut di Indonesia akan terus bertambah. Kementerian Kesehatan memperkirakan jumlah lansia pada 2020 mencapai lebih dari 28 juta jiwa.

Mirisnya, jumlah lansia yang tinggi ini tidak diimbangi dengan angka kesehatan yang cukup baik. Lihat saja, menurut Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD-KGer, M.Epid, FINASIM, Ketua Persatuan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI), usia harapan hidup Indonesia pada 2014 adalah 72 tahun jauh di bawah Jepang (84), Korea Selatan (82) dan Amerika (79).

"Indonesia masuk peringkat 3 teratas untuk jumlah lansia tertinggi yaitu 25 juta jiwa, di bawah China 200 juta jiwa dan India 100 juta jiwa. Namun lansia Indonesia rentan mengalami infeksi dan komplikasi. Mengapa? Karena mereka cenderung mengalami penurunan cadangan fungsional tubuh, penurunan daya tahan tubuh, berulangkali masuk rumah sakit, diagnosis dan terapi yang sering terlambat, penurunan respon terhadap terapi antibiotik, serta meningkatnya potensi efek samping dan interaksi antar-obat," kata Siti di acara `Hari Lansia` di Makara Room 3 Double Tree Hotel, Jakarta, ditulis Jumat (22/5/2015).

Untuk itu, Siti merekomendasikan vaksin bagi lansia. "Kami di PERGEMI sangat mendukung Gerakan Vaksinasi Lansia karena saat ini jumlah lanjut usia (≥60 tahun) yang betul-betul sehat sangat sedikit dan menjadi tua merupakan kesempatan emas (golden opportunity) yang tidak dimiliki oleh semua orang. Para usia lanjut harus bersyukur dan memperhatikan kesehatannya, tetap aktif, hidup dalam kegiatan sosial, serta sehat secara rohani."

"Penting bagi orang tua untuk melakukan vaksinasi, dikarenakan pencegahan terhadap penyakit infeksi merupakan hal yang amat penting bagi orang tua, karena ketika seseorang yang berusia lanjut jatuh sakit terkena infeksi, maka penyakitnya akan lebih berat, fase penyembuhan lambat dan sulit pulih, bisa memperberat penyakit penyerta lain (misalnya diabetes dll), dan bisa tiba-tiba cepat memburuk.”

Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Prof. DR. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, FINASIM, FACP mengatakan, sehat di usia lanjut sangat penting. Dan sebagai upaya pencegahan penyakit menular, bisa dilakukan dengan vaksinasi.

"Dewasa ini vaksinasi yang dianjurkan pada orang usia lanjut adalah influenza, pneumonia dan herpes zoster. Pada saat ini vaksinasi pada lansia masih dibiayai oleh masyarakat, belum menjadi program pemerintah. Namun biaya vaksin (yang) relatif masih tinggi dapat menurunkan akses untuk vaksinasi. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya Gerakan Vaksinasi Lansia untuk Hidup Sehat dan Bahagia," katanya.

Samsuridjal menerangkan, permasalahan kesehatan yang kerap dialami lansia adalah penyakit kronis degeneratif yang tidak dapat sembuh dan memerlukan pengobatan berkesinambungan dalam jangka panjang seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes melitus, kanker, penyakit paru obstruktif kronis, demensia. Khusus di Indonesia, angka penyakit infeksi pada usia lanjut juga masih tinggi, mengingat sistem imunitas manusia memang akan menurun seiring pertambahan usia.

"Penyakit infeksi yang rentan dialami lansia antara lain pneumonia, herpes zoster, tuberkulosis, influenza, infeksi saluran kemih, dan infeksi saluran cerna. Selain itu terdapat beberapa masalah kesehatan yang masih dianggap normal oleh masyarakat pada umumnya. Lansia kurang gizi dan berat badan kurang dianggap lumrah karena faktor usia. Gejala depresi pada orang tua juga kurang banyak diperhatikan. Padahal menurut survei prevalensinya terbilang tinggi. Keluhan lemas dan selalu ingin tidur juga jarang dieksplorasi lebih lanjut penyebabnya. Padahal, usia lanjut yang sehat itu harus aktif dan sehat mental," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini