Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Pergoki si Kecil Masturbasi, Orangtua Harus Bagaimana?

Anak-anak ingin tahu tentang tubuhnya dan menemukan bahwa menyentuh dirinya menyenangkan dan menghibur.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah orangtua tentu kaget ketika melihat anaknya yang masih kecil sudah mulai bermasturbasi. Saat itulah, orangtua akan merasa malu dan mulai marah-marah pada sang anak. Namun, seharusnya orangtua tidak bereaksi seperti itu.

"Jadi tolong, jika melihat anak Anda masturbasi, jangan langsung malu, marah atau kemarahan moral. Ini adalah perkembangan perilaku yang normal," kata Dokter Anak Dr Dina Kulik seperti dikutip Huffingtonpost, Kamis (21/5/2015).

Menurutnya, saat itu tentu saja anak-anak kecil tidak berpikir tentang berhubungan seks. Namun bukan berarti mereka tidak tahu bahwa alat kelamin mereka sensitif dan terasa berbeda dari bagian tubuh yang lainnya. 

"Kita saja melihat alat kelamin itu istimewa, jadi mengapa mereka tidak boleh? " ujar Dr Kulik.

Dr Kulik menjelaskan, masturbasi merupakan rangsangan terhadap alat kelamin oleh diri sendiri. Anak-anak, baik itu lelaki atau perempuan mulai melakukan masturbasi dengan sungguh-sungguh saat berusia 1-2 tahun. "Itu normal," katanya.

Saat itu, lanjut Dr Kulik, anak-anak ingin tahu tentang tubuhnya dan menemukan bahwa menyentuh dirinya menyenangkan dan menghibur. "Anak-anak melihat perbedaan antara anak perempuan dan anak laki-laki sekitar usia dua tahun, dan dengan demikian di prasekolah mungkin mulai mengeksplorasi tubuh teman mereka untuk memahami perbedaan-perbedaan ini, seperti permainan `dokter`." 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kekhawatiran Orangtua

Kekhawatiran Orangtua

Saat orangtua menangkap anaknya bermasturbasi tentu banyak kekhawatiran yang muncul. Dr Kulik mengungkapkan, sebagian besar orangtua lebih sering berpikir tentang tiga hal ini saat mengetahui anaknya bermasturbasi.

1. Khawatir anak yang masturbasi karena pelecehan seksual.

2. Khawatir orang lain akan berpikir mereka adalah orangtua yang buruk ketika anak menyentuh dirinya sendiri.

3. Bahwa anak-anak mereka menjadi pribadi seksual terlalu dini.

"Untungnya, sebagian besar anak-anak yang melakukan masturbasi belum menyalahgunakannya. Apabila Anda memiliki firasat sesuatu yang buruk sedang terjadi, silakan berbicara dengan dokter Anda. Banyak anak-anak yang menderita pelecehan dan kita harus mengawasinya."

Dr Kulik juga menegaskan, anak masih kecil sudah bermasturbasi bukan berarti orangtuanya buruk. Kondisi tersebut masih normal. Tapi, sebaiknya orangtua mengajarkan anak-anak tentang alat kelamin mereka, dan menyentuhnya adalah normal, tapi ada waktu dan tempat. 

"Di dalam ruang privasi di rumah Anda, atau kamar mereka, ini tak masalah. Tapi apakah itu menjadi gangguan konstan, atau memonopoli banyak waktu anak Anda? Jika ini terjadi, silakan berbicara dengan dokter Anda," katanya. 

3 dari 3 halaman

Masturbasi Meningkat

Masturbasi Meningkat

Menurutnya, saat orangtua masih muda tentu juga ingin tahu tentang alat kelaminnya. Dan setelah anak berusia enam atau tujuh tahun, kebanyakan anak-anak berhenti menyentuh diri mereka di depan umum, dengan meningkatnya kesadaran sosial. 

Kondisi berubah saat anak masuk dalam masa pubertas. "Ketika anak-anak mulai mencapai pubertas dan perkembangan pubertas dimulai, bersamaan dengan peningkatan hormon seksual, pikiran dan rasa ingin tahu, masturbasi cenderung meningkat. 

"Pada titik ini banyak pra-remaja dan remaja mengakui masturbasi adalah seks yang menyenangkan dan mungkin menjadi biasa. Anda melakukannya, dan mereka juga." 

Pada usia ini, lanjut Dr Kulik, menjadi waktu yang tepat memulai membicarakan dengan anak-anak tentang seks yang aman, infeksi menular seksual, dan tentu saja menghormati pasangannya.

Lantas, apakah masturbasi pada anak bisa membuat anak steril, gila seks, dan mengembangkan perilaku seks yang menyimpang? "Sama sekali tidak."

Ia mengatakan, menemukan anak bermasturbasi memberikan kesempatan besar untuk mendiskusikan dengan anak tentang seksualitas mereka sendiri (sesuai usia tentunya), bagian-bagian tubuh mereka (gunakan kata penis dan vagina) dan perbedaan antara lingkungan publik dan privasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini