Sukses

Molome Dalome, Sekolah Untuk Stimulasi Bayi

Bayi akan menemukan kegiatan yang bermanfaat untuk perkembangannya, dan orang tua akan mendapatkan informasi tentang cara-cara menstimulan.

Liputan6.com, Jakarta Semakin awal stimulasi diberikan pada bayi, semakin baik perkembangan otaknya. Molome Dalome Early Childhood Learning Center adalah pusat kegiatan stimulasi bayi berumur 2 bulan - 24 bulan. Di sini bayi akan menemukan kegiatan yang bermanfaat untuk perkembangannya, dan orang tua akan mendapatkan informasi tentang cara-cara menstimulasi bayi.

Molome Dalome merupakan singkatan dari kata Mommy loves me, Daddy loves me. Slogan pusat stimulasi ini adalah Mommy is my best friend, Daddy is my hero.

Bayi dan orang tua adalah sebuah tim yang tidak bisa dipisahkan. Perkembangan bayi sangat bergantung pada peran serta orang tua dalam menstimulasi bayi dan menyiapkan masa depannya. Malome Dalome Early Childhood Learning Center hadir untuk menjadi kawan terbaik bagi bayi dan orang tua.

Melalui berbagai kegiatan yang menyenangkan, bayi akan dirangsang supaya tahapan perkembangannya dilalui tanpa hambatan dari awal kelahirannya hingga dia berusia kanak-kanak. Misalnya, setiap anak harus melewati tahapan tengkurap, merayap, merangkak dan merambat sebelum mereka dapat berjalan.

Jika satu tahapan terlewati, maka akan dapat mempengaruhi perkembangan otak serta kecerdasan si anak. Misalnya; anak dapat mengalami masalah dalam membaca, berkonsentrasi, dan sebagainya," ujar Kepala Sekolah Molome Dalome Early Childhood Learning Center, Ririen Wiropranoto di Jakarta, Jumat (15/5/2015)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Glenn Doman, otak bayi berkembang dengan sangat cepat saat diberikan stimulus dan kesempatan untuk bergerak. Oleh sebab itu stimulasi harus diberikan sejak bayi lahir. Stimulasi yang diberikan di awal perkembangan
bayi mempengaruhi perkembangan saat dia memasuki masa kanak-kanak.

"Semakin awal stimulasi diberikan pada bayi, semakin baik perkembangan otaknya. Orang tua harus mengetahui hal tersebut dan melakukannya dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai ada tahapan perkembangan bayi yang terlewatkan," lanjut Ririen.

Mengapa Molome Dalome Learning Center mematok usia dua bulan untuk bisa bergabung di pusat kegiatan stimulasi bayi ini?

"Lebih pada kesiapan orangtua dan si bayi untuk dapat hadir secara fisik di kelas " ujar Ririen lebih lanjut.

Berbagai kegiatan yang menyenangkan disiapkan Molome Dalome Early Childhood Learning Center untuk bayi dan anak-anak sesuai dengan usianya. Namun secara keseluruhan ada dua tujuan pokok pada setiap kegiatan.

Pertama, bayi akan distimulasi supaya bayi memiliki tahapan perkembangan yang runtut seperti yang tertuang dalam Human Development Profile. Kedua, bayi distimulasi supaya memiliki kecerdasan majemuk (multiple intelligence).

Kecerdasan Majemuk yang dikemukakan oleh Howard Gardner terdiri dari kecerdasan linguistik, matematis - logis, spasial, kinestetik - jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal dan naturalis. Karena setiap kecerdasan memiliki waktu kemunculan dan perkembangan kecerdasan yang berbeda-beda, maka Molome Dolome memilih kecerdasan mana yang muncul saat bayi berusia 2 bulan hingga 24 bulan.

"Kami tidak akan memaksakan bayi. Biarlah kecerdasan majemuk berkembang secara natural. Yang kami lakukan hanya menstimulasi. Sebagai contoh, kecerdasan linguistic, kinestetik dan musical muncul sejak usia awal bayi. Oleh sebab itu, banyak kegiatan kami yang bersumber pada tiga kecerdasan tersebut," kata Ririen.

Untuk kecerdasan linguistic, dimulai dengan memperkenalkan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

"Kami menganggap pas memperkenalkan dua bahasa tersebut karena bahasa tersebut sudah menjadi bahasa komunikasi saat ini," jelasnya.

Pola kegiatan yang diterapkan di Molome Dalome sudah banyak diterapkan di sejumlah negara seperti di Eropa, Singapore, Amerika dan tentunya Indonesia. Ririen bahkan baru saja pulang dari Helsinki untuk belajar secara intensif tentang bagaimana menanamkan sikap disiplin pada bayi dan anak-anak dengan cara yang natural dan sederhana.

"Orang tua sangat berperan dalam menanamkan kebiasaan dan sikap disiplin pada anak. Cara sederhana yang bisa dilakukan adalah menanamkan kebiasaan membereskan mainan setelah anak selesai bermain. Karena terkadang, orang tua atau pengasuh yang membereskan mainan," kata Ririen sambil tersenyum.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.