Sukses

Cegah Obesitas pada Anak Dimulai Sejak Kehamilan

Makanan yang dikonsumsi ibu direspon oleh janin, bahkan pada saat kandungan berusia 10 minggu ia dapat merespon rasa.

Liputan6.com, London - Kini kita dapat dengan mudah menemukan anak-anak usia taman kanak-kanak maupun sekolah dasar bertubuh gemuk berlebih atau obesitas. Tak cuma di Indonesia, permasalahan ini kini menjadi tantangan masyarakat global.

Untungnya, permasalahan obesitas merupakan sesuatu yang dapat dicegah. Bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (12/5/2015).

1. Jaga asupan makanan saat hamil
Saat hamil, perhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Makanan yang dikonsumsi ibu direspon oleh janin, bahkan pada saat kandungan berusia 10 minggu ia dapat merespon rasa. Paparan makanan saat di janin membuat bayi reseptif terhadap rasa makanan-makanan tersebut saat menyapih anak. Jadi agar anak-anak akrab terhadap makanan tersebut, saat hamil konsumsi makanan sehat dan bergizi.

2. ASI yang utama

ASI merupakan susu yang kurang manis dibandingkan susu formula selain itu, menyusui bayi membantu anak mengembangkan pola makan sehat sehingga menurunkan risiko obesitas. Hal ini dibuktikan lewat studi di Amerika Serikat terhadap anak-anak usia 14 tahun, mereka yang menyusui ASI berat badannya lebih ringan 5,9 kilogram dibandingkan yang minum susu formula.

3. Bayi menangis tidak selalu lapar
Komunikasi yang bisa dilakukan bayi adalah menangis. Namun menangis bukan berarti ia lapar, bisa saja tanda ketidaknyamanan akan popok, suhu yang dingin atau panas, bosan atau terlalu bersemangat. Pastikan ayah dan ibu tidak selalu menanggapi gangguan tersebut dengan memberikan sesuatu di mulut anak.

3. Perkenalkan makanan padat setelah enam bulan
Bayi mulai mengonsumsi ASI dipadukan dengan makanan lain direkomendasikan setelah berusia enam bulan. Memperkenalkan makanan lain selain ASI terlalu dini dapat menyebabkan obesitas pada anak.

4. Terus menerus perkenalkan makanan sehat
Jangan pantang menyerah memperkenalkan makanan sehat pada bayi. Berdasarkan studi butuh lima hingga 10 kali agar anak suka makanan. Lalu, Prof. Marion Hetherington dari University of Leed, usia di bawah dua tahun merupakan saat tepat untuk memperkenalkan bayi dengan sayuran.

5. Jangan terus suapi bayi
Menurut dokter Michelle Lee dari Swansea University’s College of Human and Health Sciences, sejak bayi bisa menyuapi dirinya sendiri biarkanlah. Mereka akan cenderung berhenti makan ketika kenyang. Hal ini membuat risiko mengecil untuk makan berlebih dan kelebihan berat badan.

6. Makan sehat dan banyak berolahraga
Perhatikan asupan makanan yang dikonsumsi anak-anak, jangan berlebih maupun kurang. Selain itu biarkanlah balita Anda bergerak aktif, serta biasakan untuk berolahraga setiap pekannya. Anak balita, paling tidak berolahraga satu jam per hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini