Sukses

Ilmuwan Amerika Temukan Jejak Kuman Tinja di Udang Indonesia

60% dari udang yang kebanyakan berasal dari Thailand dan Indonesia memiliki jejak e-coli, yang dapat menyebabkan keracunan makanan.

Liputan6.com, New York - Setelah menguji 342 paket udang beku, 284 baku, dan 58 sampel udang masak di 27 kota di seluruh Amerika Serikat, para ahli di sana menemukan enam puluh persen dari udang yang kebanyakan berasal dari Thailand dan Indonesia memiliki jejak e-coli, kuman tinja yang dapat menyebabkan keracunan.

Selain itu, 7 sampel yang telah diuji positif mengandung MRSA, infeksi yang tahan terhadap sejumlah antibiotik. Bahkan, mereka menemukan jejak bakteri salmonella dan vibrio yang keduanya mengancam kesehatan penikmatnya.

"Vibrio adalah penyebab paling umum dari keracunan makanan yang berasal dari tiram mentah. Meski sebagian besar bakteri di udang dapat dimatikan selama proses memasak, hasil pengujian kami menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana sebaiknya udang diproses," kata Executive Director of Consumer Reports Food Safety and Sustainability Centre, Dr Urvashi Rangan dikutip Daily Mail, Senin (27/4/2015)

Menanggapi temuan ini, Consumer Reports Food Safety and Sustainability Centre, Dr Michael Crupain mengatakan, MRSA dapat menyebar melalui kontak langsung. Jadi, jika MRSA tertempel di kulit yang terluka saat seseorang sedang membersihkan udang mentah, berpotensi menyebabkan infeksi.

Udang, jelas keduanya, bukan lagi makanan kaum borjuis. Kaum menengah bawah pun bisa menikmati udang dan dapat meraciknya dalam berbagai rasa. Maka itu, baiknya lebih telaten dalam memilih udang yang akan dikonsumsi.

Menurut mereka, ada udang yang diternakkan di tangki industri besar atau dangkal, namun ada juga yang berasal dari kolam buatan manusia. Biasanya, udang-udang itu makan pelet yang beberapa di antaranya mengandung antibiotik untuk menangkal penyakit.

Keduanya mengingatkan, jika kolam tidak dikelola dengan benar, udang yang akan dikonsumsi bisa saja mengandung material lumpur berupa fekal, dan bahan kimia lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini