Sukses

5 Alasan Kenapa TB Belum Lenyap di Muka Bumi

Walaupun kuman TB sudah ditemukan sejak 24 Maret 1882, tapi sampai 24 Maret 2015 belum ada satu pun negara di dunia yang bebas TB

Liputan6.com, Jakarta 24 Maret adalah Hari Tuberkulosis Sedunia. Walaupun kuman TB sudah ditemukan sejak 24 Maret 1882, tapi sampai 24 Maret 2015 (133 tahun berlalu) belum ada satu pun negara di dunia yang bebas tuberkulosis. Setidaknya ada lima alasan kenapa tuberkulosis belum juga hilang dari muka bumi.

Pertama, ada sepertiga penduduk dunia, lebih dari 2 miliar orang yang sudah pernah tertular kuman TB tapi tidak sakit, kuman nya "tidur" saja dalam tubuh orang itu. Kalau daya tahan tubuh orang itu turun maka sang kuman yang "tidur" akan bangkit dan menimbulkan sakit TB aktif.

Ke dua, karena ada jutaan orang sakit TB aktif di dunia maka kemungkinan penularan di masyarakat terus saja terjadi.

Ke tiga, waktu pengobatan yang harus 6 bulan terasa terlalu lama, sehingga cukup banyak yang berhenti sebelum tuntas , dan penyakitnya belum hilang.

Ke empat, timbulnya masalah2 baru dalam penanggulangan TB, yang mempersulit eliminasi TB. Lima Masalah itu adalah MDR TB, TB HIV, TB DM, TB rokok dan TB pada Perempuan.

Ke lima, kejadian tuberkulosis berhubungan dengan situasi sosio ekonomi. Sementara itu, harus diakui bahwa di dunia memang masih cukup banyak anggota masyarakat yang belum baik kondisi sosial ekonominya

Pada World Health Assembly seluruh negara anggota WHO bersepakat untuk melakukan strategi ambisius, yaitu strategi 20 tahun (2016-2035) mendatang untuk menghentikan epidemi global tuberkulosis.

WHO’s End TB Strategy ini punya visi Dunia Bebas TB, yang dikenal dengan "zero deaths, disease and suffering". Kegiatannya harus berorientasi ke pasien, harus ada kebijakan dan sistem untuk pencegahan dan perawatan, dan peningkatan riset dan inovasi. Semua harus kita lakukan bersama ( pemerintah, profesi kesehatan, media massa, masyarakat luas) untuk menghentikan epidemi tuberkulosis dan meng eliminasi TB dari Indonesia dan dari muka bumi.

 

Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes)

Kementerian Kesehatan RI

Guru Besar Ilmu Penyakit Paru & Pernapasan, FKUI

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini