Sukses

Bayi Tabung yang Terlahir dari Wanita Lesbi Alami Peningkatan

Bayi tabung yang terlahir dari pasangan lesbian mengalami peningkatan sebesar 14 kali lipat sejak 2003

Liputan6.com, London - Statistik dari Human Fertilisation and Embryologi Authority (HFEA) di Inggris melaporkan jumlah bayi tabung yang terlahir dari pasangan lesbian meningkat 14 kali lipat sejak 2003.

Bila pada 2003 jumlah bayi tabung yang lahir berjumlah 25 orang bayi, pada 2012 data yang ada menunjukkan bahwa 348 orang bayi tabung terlahir dari ibu yang mengakui dirinya memiliki pasangan yang juga seorang wanita.

Angka yang muncul ini sebanding dengan aktivitas yang dilakukan pasangan lesbian, di mana pada 2012 sebanyak 1.000 ibu lesbian menjalani perawatan program bayi tabung (IVF).

Secara total, HFEA mencatat bahwa dalam kurun waktu sepuluh tahun, klinik IVF yang ada di sana telah membantu 1.388 bayi terlahir ke dunia untuk pasangan lesbian.

Ternyata, sejak 2008 pemerintah setempat telah memudahkan dua orang wanita yang menjalani biduk rumah tangga untuk memiliki seorang anak melalui program bayi tabung.

Saat itu, mereka menghapus kewajiban bagi klinik untuk mempertanyakan dan mempertimbangkan perlunya figus seorang ayah untuk menjalani program bayi tabung tersebut.

Dan pada 2013, peraturan yang ada di National Health Service (NHS) diubah sehingga wanita yang menjalani hubungan sesama jenis dapat mengakses perawatan kesuburan semacam ini yang didanai oleh negara.

Juru bicara untuk badan amal dan hak-hak para gay, Stonewall menyambut baik peraturan ini. Dia berpikir ini sungguh fantastis dan di luar dugaan bahwa peraturan semacam itu tidak lagi diberlakukan.

Bagaimana pun, kata Stonewall, seorang anak yang terlahir dalam lingkungan orangtua sesama jenis juga akan memiliki keluarga yang penuh kasih ke depannya.

Meski begitu, risiko bagi anak-anak yang terlahir dari orangtua sesama jenis tak dapat dihindarkan.

Wakil untuk Family Education, Dr Trevor Stammers, menagatakan, anak-anak yang lahir dari ibu dengan pasangan seksual yang sama adalah kondisi yang cukup memprihatinkan.

"Sejumlah studi dan penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa akan terjadi peningkatan empat kali lipat dalam masalah emosional pada si anak yang terlahir dari orangtua sesama jenis, dibandingkan dengan seorang anak yang lahir dari keluarga normal," kata dia dikutip Daily Mail, Sabtu (21/2/2015)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini