Sukses

Bahaya Remaja Lahirkan Seorang Anak

Sebelum menginjak usia 20 tahun, dianjurkan untuk tidak menikah dan memiliki anak

Liputan6.com, London Pria berusia remaja dianjurkan untuk tidak menikah dan memiliki anak terlebih dahulu. Alasannya, akibat dari sistem reporduksi yang tidak bekerja maksimal sampai beberapa tahun setelah pubertas, mereka pun cenderung memiliki anak yang terlahir dengan kondisi cacat.

Bahkan, para ilmuwan dari Universitas Cambridge menyebut bahwa pria-pria ini `menyumbang` sebanyak 30 persen lebih tinggi risiko anak yang terlahir dengan kondisi autisme, skizofernia, dan spina bifida.

Di dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B disebutkan bahwa sperma sehat terdapat pada pria berusia 20 tahun hingga awal 30 tahun, sebelum jumlah mutasi sperma mengalami kenaikan ketika mendekati usia 40 tahun.

Dr Peter Foster yang menjadi pemimpin dalam penelitian ini mengatakan kalau mutasi dapat terjadi ketika ada kesalahan di dalam proses penyalinan DNA selama pembelahan sel.

"Mungkin diperlukan sedikit waktu pemanasan agar sistem bekerja dengan baik. Dan mungkin juga mekanisme menyalin DNA sangat rawan keslaah di awal pubertas anak laki-laki," kata Peter dikutip Daily Mail, Rabu (18/2/2015)

Pada penelitian sebelumnya dari 2,6 juta kelahiran di Amerika Serikat pada 1995 hingga 2000, 15 persen di antaranya ditemukan mengalami peningkatan risiko kelahiran prematur, 13 persen mengalami peningkatan risiko berat badan lahir rendah, dan 17 persen peningkatan risiko usai kehamilan.

Bahkan, 22 persen dari bayi-bayi ini mengalami peningkatan pada risiko kematian dalam bulan pertama setelah kelahiran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.