Sukses

Pihak RS Siloam Mengaku Sudah Jalankan Tindakan Sesuai Prosedur

Habis mendapat tindakan medis berupa suntikan, dua pasien yang dirawat di Rumah Sakit Siloam Karawaci, Kabupaten Tangerang, meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta Habis mendapat tindakan medis berupa suntikan, dua pasien yang dirawat di Rumah Sakit Siloam Karawaci, Kabupaten Tangerang, meninggal dunia. Managemen rumah sakit pun mengaku sudah melakukan segala penanganan sesuai prosedur.

Kedua pasien tersebut tidak diungkapkan identitasnya oleh pihak rumah sakit, namun yang pasti keduanya tewas usai menjalankan proses operasi caesar dan urologi. Keduanya meninggal dalam waktu berdekatan, yakni pada 12 Februari kemarin. Namun baru terendus media pada hari ini (17/2).

Mendapati hal tersebut, GM of Coorporate Communication & CSR Rumah Sakit Siloam Heppi Nurfianto menjelaskan, pihaknya sudah melakukan segala tindakan sesuai prosedur. “Kita sudah melakuan tindakan operasi sesuai prosedur. Kita tidak bisa melakukan sembarangan dan  memang selama ini tidak pernah ada kalau operasi sampai pasien meninggal,” katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam prosedur operasi tersebut, kedua pasien yang melakukan operasi caesar dan urologi tersebut diberikan obat anastesi yang diproduksi PT Kalbe pada 12 Februari 2015.

Namun memang setelah diberikan obat tersebut, kedua pasien mengalami resistensi obat. “Kemudian pasien mengalami gatal-gatal dan kejang-kejang. Kita langsung ambil tindakan, pasien dimasukkan ke ICU. Tapi tidak berapa lama setelah masuk ICU, pasien meninggal,” jelasnya.

Meski demikian, Heppi belum bisa memastikan apakah meninggalnya pasien akibat obat tersebut. Pasalnya, pihaknya selalu menggunakan obat tersebut dalam melakukan tindakan medis dan tidak pernah ada masalah. Begitupun dengan dugaan bahwa obat anastesi tersebut tertukar dengan asam traneksamat yang bekerja untuk mengurangi pendarahan saat proses produksi di PT Kalbe.

“Jadi masih terlalu dini menyimpulkan penyebab meninggalnya korban apakah karena obat yang tertukar dari pihak produsen atau hal lain,” paparnya

Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil investigasi dari pihak Kementerian Kesehatan, BPOM dan Badan Pengawas Rumah Sakit. “Kita belum bisa mengambil tindakan jauh, karena masih menunggu hasil pemeriksaan pihak terkait. Kita tidak mau hal ini menjadi bola panas hingga menyalahkan pihak tertentu. Jadi kita tunggu saja,” pungkasnya. (Naomi Trisna)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.