Sukses

Epilepsi Bukan Penyakit Menular, Jangan Salah Persepsi

Stigma terhadap orang dengan epilepsi dan mispersepsi terhadap penyakit kronis ini masih menjadi masalah yang tak bisa dilepaskan

Liputan6.com, Jakarta Stigma terhadap orang dengan epilepsi (ODE) dan mispersepsi terhadap penyakit kronis ini masih menjadi masalah yang tak bisa begitu saja dilepaskan. Padahal, epilepsi yang identik dengan kejang-kejang bukanlah penyakit menular dan penderitanya tidak membahayakan nyawa orang lain.

Epilepsi merupakan penyakit neurologi menahun yang dapat menimpa siapa saja di dunia tanpa memandang usia, gender, ras, sosial, dan ekonomi. Dan angka kejadian epilepsi masih cukup tinggi, terlebih di negara berkembang.

Neurolog Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Fitri Octaviana Sumantri, SpS(K), M. Pd. Ked, menjelaskan bahwa penyebab epilepsi sulit ditentukan. Maka itu, diagnosa harus ditegakkan dengan sangat hati-hati setelah melalui anamnesis yang rinci.

"Sejumlah keadaan yang dapat menyebabkan epilepsi antara lain adalah gangguan perkembangan otak yang dapat terjadi sebelum lahir atau di dalam kandungan," kata dr. Fitri.

Agar si buah hati terhindar dari epilepsi, lanjut Fitri, antenatal care seperti gizi pada masa kehamilan sangat penting diperhatikan. "Selain itu, perhatikan juga keadaan pada saat persalinan maupun setelah lahir," kata Fitri menambahkan.

Dalam seminar media 'Unmask Epilepsy: Terapi yang Tepat Akan Mengurangi Gejala Kekambuhan' di Double Tree Hotel by Hilton, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (29/1/2015), Fitri juga menjelaskan bahwa sejumlah kondisi seperti trauma kepala (injury), perdarahan, tumor, infeksi otak atau infeksi selaput otak, dan faktor genetik serta gangguan metabolisme juga harus diperhatikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini