Sukses

Waspada, Tak Ada Tanda Jelas HIV

Banyak orang berisiko tersebut tidak tahu jika tubuhnya telah dimasuki virus HIV.

Liputan6.com, Jakarta Sekadar mengingatkan Anda kembali, the Human Immunodeficiency Virus (HIV) tidak memiliki gejala khusus di awalnya. Inilah yang menyebabkan banyak orang berisiko tersebut tidak tahu jika tubuhnya telah dimasuki virus HIV.

Seperti disampaikan Executive Director Indonesian Business Coalition on AIDS (IBCA) Ramdani Sirait  bahwa orang yang menderita HIV terkadang tidak memiliki tanda khusus bahkan beberapa dekade setelah infeksi.

"Orang yang sekarang menderita HIV tidak lagi memiliki tanda yang jelas. Kalau 20 tahun lalu, kita masih ingat ada tanda seperti demam, mual, muntah, diare, bintik-bintik di kulit dan sebagainya, sekarang hampir nggak ada. Jadi seperti virus yang sudah nyaman dengan kondisi tubuh. Selama Anda sehat, nggak merokok, minum alkohol, begadang, daya tahan virus mungkin bisa bertahan lama hingga 10 tahun. Tapi jika kekebalan tubuh melemah, disaat itu virus menjadi AIDS," kata Dani pada Liputan6.com di kantor IBCA, Jakarta, Rabu (28/1/2015).

Dani menerangkan, dalam kasus HIV dikenal istilah windows periode (periode jendela) seperti masa inkubasi yaitu 2 minggu  hingga 6 bulan. Ini adalah masa antara masuknya HIV ke dalam tubuh masnusa sampai terbentuknya antibodi  terhadap HIV atau disebut HIV positif. Pada periode ini, dia sudah bisa menularkan HIV ke orang lain.

Setelah itu, dalam masa 3-10 tahun, seseorang dengan HIV positif tidak memperlihatkan gejala apapun, dia tampak sehat dan masih dapat bekerja secara aktif dan produktif layaknya pekerja yang lain. Namun setelah masa itu, timbul infeksi oportunistik, yaitu infeksi yang tidak berbahaya pada orang dengan sistem kekebalan tubuh normal tapi berakibat fatal pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah akibat diserang HIV.

"Di saat ini, dia bisa menjadi Aids. Artinya ketika saat kekebalan tubuh semaki lemah, masuk juga virus atau penyakit lain. Biasanya yang rentan seperti tuberkulosis, meningitis, pneumonia mudah terjadi," tukasnya.

Dani menambahkan, untuk mengantisipasi virus dalam tubuh kita, cara yang paling efektif dilakukan adalah dengan melakukan tes HIV yang bisa dilakukan di puskesmas, rumah sakit, atau klinik. Biasanya, tes HIV ini dilakukan dengan cara mengambil sample darah pasien.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini