Sukses

Orangtua Ingin Balitanya Dieuthanasia Tapi Ditolak

Seorang balita laki-laki berusia satu tahun mengalami kerusakan otak parah dan orangtuanya menginginkan rumah sakit melakukan eutanasia.

Liputan6.com, Beijing Seorang balita laki-laki berusia satu tahun mengalami kerusakan otak parah usai terjebak Belt conveyor atau ban berjalan pada bulan lalu. Tak tega melihat penderitaan sang anak, ayahnya Xiong Zhengqing meminta rumah sakit melakukan euthanasia, tapi ditolak.

Selama ini anak yang tak disebutkan namanya itu harus menggunakan alat pendukung hidup dan tak bisa bernapas sendiri. Kondisi ini karena anak itu mengalami gangguan kesehatan akibat kekurangan oksigen (hipoksia).

Sang anak sekarang dirawat di rumah sakit anak Jin Danqun di Provinsi Anhui. "Dia menderita hipoksia, tanpa detak jantung dan napas selama delapan menit. Secara umum, hipoksia lebih dari empat menit bisa menyebabkan kerusakan otak. Dari kondisinya, sangat tak mungkin untuk sembuh," kata pihak rumah sakit, seperti dilansir ChinaDaily, Jumat (23/1/2015).

Praktik euthanasia memang ilegal di China sehingga permohonan orangtua bocah ini menjadi perdebatan panas.

Orangtua yang ditolak rumah sakit tak tinggal diam, ia kemudian ke biro lokal untuk membela perkaranya. Tapi, tetap saja tak ada perubahan.

"Ini akan ditolak di mana-mana di negara ini. Ini ilegal. Meskipun ia sakit, selama ia hidup, harus menghargai kehidupannya," ujarnya.

Saat ini, praktik euthanasia baru berlaku di Belanda, Belgia, dan Swiss untuk anak di bawah umur.


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini