Sukses

Berhubungan Intim Jadi Lebih Nyeri Usai Operasi Caesar

Ibu yang melahirkan dengan caesar (c-section) dua kali lebih mungkin mengalami nyeri saat berhubungan inti dibanding yang melahirkan normal.

Liputan6.com, London - Rasa nyeri umum dialami ibu yang baru melahirkan saat berhubungan seks. Namun, ibu yang melahirkan dengan caesar (c-section) dua kali lebih mungkin mengalami nyeri saat berhubungan intim dibanding yang melahirkan secara normal. Bahkan, saat usia bayi sudah 18 bulan.

Persalinan normal yang dimaksud adalah yang mengalami robekan di perineum (daerah antara vagina dan anus) dan tak perlu dijahit. Penelitian tak melihat wanita yang persalinan normal yang sulit.

Selain itu, peneliti tak memberikan penjelasan alasan proses kelahiran bisa membuat lebih sakit dibanding yang lain.

Peneliti hanya menyimpulkan, persalinan caesar melibatkan pemotongan di dinding depan perut dan rahim. Hal ini biasanya dilakukan di bawah epidural, ketika tubuh bagian bawah mati rasa, tapi ada juga yang dilakukan dengan anastesi umum.

"Hampir semua wanita mengalami rasa sakit selama hubungan seksual pertama setelah melahirkan," kata penulis studi tersebut, Ellie McDonald, dari Murdoch Childrens Research Institute, Victoria, Australia, seperti dilansir Mailonline, Jumat (23/1/2015)..

Dari penelitian itu, perempuan yang masih mengalami nyeri pada 6 bulan dan 18 bulan setelah persalinan dipengaruhi peristiwa selama persalinan dan kelahiran, dalam operasi caesar dan kelahiran dengan vakum.

"Fakta bahwa nyeri saat berhubungan seks lebih sering terjadi pada wanita yang mengalami operasi menunjukkan perlunya memfokuskan perhatian klinis pada cara-cara untuk membantu wanita yang mengalami sakit dan meningkatkan upaya mencegah penyakit setelah melahirkan," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Caesar vs Normal

Caesar vs Normal


Studi ini meneliti data dari 1.244 ibu pertama yang melahirkan anak pertama di enam rumah sakit bersalin di Melbourne, Australia.

Para ibu yang ikut dalam penelitian mengisi kuesioner pada bulan ke tiga, enam, 12, dan 18.

Dari semua perempuan, 49 persen mengalami persalinan vagina dan dua pertiga dari mereka membutuhkan jahitan saat persalinan normal atau episiotomi.

Prosedur ini sengaja dilakukan bidan atau dokter kandungan dengan memotong daerah di antara vagina dan anus agar pembukaan lebih besar untuk dilewati bayi.

Hampir 11 persen wanita yang melahirkan secara normal dengan bantuan vakum, dan 11 persen lainnya melahirkan bayi dengan dibantu forsep. Kurang dari 10 persen yang mengaku melahirkan caesar.

Para peneliti menemukan, 78 persen wanita baru berhubungan seks lagi setelah tiga bulan kelahiran sang bayi. Pada enam bulan, 94 persen kembali bercinta, dan 97 persen bercinta setelah 12 bulan, 98 persen 18 bulan sesudahnya.

Sebanyak 86 persen perempuan memulai hubungan seks lagi 12 bulan setelah melahirkan yang sakit. Dan hampir 45 persen mengalami nyari tiga bulan setelah melahirkan.

Persentase menurun menjadi 43 persen pada enam bulan, 28 persen di 12 bulan, dan 23 persen 18 bulan.

Wanita yang disurvei melaporkan masih merasakan nyeri saat bercinta enam bulan setelah bayi mereka lahir, sepertiga mengatakan rasa nyeri bertahan setahun kemudian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini