Sukses

Kemiskinan dan Ras Tingkatan Risiko Asma pada Anak

Ternyata, bukan hidup di perkotaan yang sebabkan tinggal di perkotaan.

Liputan6.com, New York- Tingginya tingkat polusi udara yang ada di perkotaan membuat banyak orang awam mengira dapat meningkatkan tingginya seorang anak terkena asma. Namun, hasil penelitian terbaru menyatakan hal yang berbeda. Ada faktor lain yang menyebabkan anak lebih berisiko mengalami penyakit yang mendera sistem pernapasan ini.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology yang meneliti 23.000 anak-anak usia 6-17 tahun di Amerika Serikat menemukan fakta bahwa faktor ekonomi dan suku bangsa lebih berpengaruh terhadap seorang anak terkena asma."Kami terkejut menemukan fakta bahwa hidup di perkotaan bukan menjadi risiko terjadinya asma," terang asisten profesor pediatri di John’s Hopkins Children’s Center seperti dilansir laman Time, Jumat (23/1/2015).

Penelitian yang dilakukan selama 2009-2011 ini menunjukkan bahwa prevalensi asma pada ank kota mencapai 12,9 persen sedangkan di luar itu 10,6 persen. Namun ketika peneliti memperhitungkan ras, etnis, geografis, jenis kelamin dan usia, hal tersebut tidak lagi signifikan.

Selain itu, kelahiran prematur, kemiskinan yang berujung pada stres membuat banyak anak berisiko untuk terkena asma.
Lalu, ras dapat meningkatkan risiko terkena asma karena beberapa penelitian telah menemukan fakto genetik terutama orang Afrika yang berisiko besar terkena asma.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Asma adalah penyakit jangka panjang pada saluran pernapasan yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran napas.

    Asma

Video Terkini