Sukses

Kabahagiaan Anak Harusnya Datang dari Orangtua

Anak-anak sekarang cenderung dewasa belum waktunya.

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi, gadjet dan televisi jika dilihat dari satu sisi mungkin bisa berguna. Tapi bagi anak? ternyata dampak negatifnya jauh lebih besar.

Seperti disampaikan Praktisi bersertifikat Neuro-linguistic programming (NLP), Hipnoterapi, Rapid Change Therapy (RCT) Life Coaching dan Time Line Therapy, Fanny Lara Amabadar bahwa anak-anak sekarang cenderung dewasa belum waktunya. Hal ini karena pengaruh lingkungan negatif dan teknologi yang dibentuk orangtua sejak kecil.

"Saya heran, anak sekarang sudah tahu cinta, menonton film dewasa dan berpikir kalau bahagia itu didapat jika sudah punya pacar. Semua tontonan, bahkan sekelas Disney mengajarkan anak untuk memiliki pasangan, ini sangat disayangkan karena seharusnya bahagia anak itu berasal dari orangtua," kata Fanny saat ditemui Liputan6.com di kediamannya, Bogor, ditulis Selasa (20/1/2015).

Fanny mengatakan, orangtua itu memegang peranan penting dalam membahagiakan anaknya. Sehingga ketika dia tidak bahagia, dia pasti akan mencari kenyamanan bersama orang lain.

"Anak itu belum meiliki filter sehingga dia akan mudah terjerumus ke hal-hal negatif. Jadi sebenarnya ini adalah program alam bawah yang ditanamkan orangtua kepada anaknya. Percaya deh, anak yang memiliki pondasi kuat dan bahagia di keluarganya, dia tidak akan macam-macam," tukasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini