Sukses

Tayangan Film dan Manga Picu Bunuh Diri pada Anak?

Bisa saja anak terlalu mengahayati atau terjadi internalisasi apa yang ia tonton maupun baca.

Liputan6.com, Jakarta Sempat terhembus kabar bahwa tindakan bunuh diri yang dilakukan Rangga, remaja laki-laki SMP berusia 14 tahun bernama Rangga di Pancoran, Jakarta beberapa hari yang lalu terkait bacaan manga alias komik Jepang yang sering dibacanya. Lalu, di bagian dunia lain, Rusia tepatnya, seorang dara berusia 15 tahun bunuh diri terinsipirasi manga 'Death Note'.

Kebenaran penyebab kasus di atas memang belum diketahui dengan pasti namun psikolog anak, Efnie Indrianie, M.Psi menyatakan bahwa bisa saja anak terlalu menghayati atau menginternalisasi apa yang mereka baca dan tonton.

"Ada anak terinternalisasi dengan apa yang mereka baca atau tonton. Jika bacaan yang disukai memercayai bahwa bunuh diri adalah hal yang terhormat bisa saja anak yang telah terinternalisasi pun melakukannya. Bisa jadi ini penyebab bunuh diri," terang psikolog sekaligus dosen saat dihubungi Liputan6.com pada Senin (19/1/2015).

Oleh karena itu orangtua penting untuk mengetahui apa bacaan atau tontonan sang anak dan bagaimana anak memahami bacaan tersebut. "Jangan hanya membelikan apa yang diminta anak tanpa mengetahui apa isinya," tegas Efnie.

Inilah pentingnya orangtua untuk menjadi sahabat bagi remaja, sehingga anak tanpa merasa dipantau namun didampingi oleh orangtuanya. Kedekatan orangtua dengan remaja membuat baik ayah maupun ibu segera mengetahui dampak bacaan atau tontonan terhadap sang anak. 

Untuk kasus Rangga, dikabarkan bahwa orangtuanya telah bercerai. Menurut Efnie, permasalahan orang terdekat seperti orangtuanya bisa memicu hadirnya tekanan pada remaja.

Selain itu, perceraian orangtua rentan membuat anak usia remaja mengalami krisis dan eksistensinya terganggu. "Saat orangtua bercerai muncul ketakutan kehilangan kasih sayang dari orangtua. Lalu, ia pun takut jika teman-temannya mengetahui jika orangtuanya sudah bercerai," tukas Efnie.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.