Sukses

Penyakit Ginjal Misterius di Sri Lanka Juga Muncul di Amerika

Sebelum di Sri Lanka, penyakit ginjal misterius juga terjadi di Amerika Tengah. Di sana kondisi ini bernama Creatinina atau penyakit ginjal

Liputan6.com, New York Wabah penyakit ginjal misterius yang menimpa ribuan masyarakat di Sri Lanka sempat dialami juga oleh ribuan petani di Amerika Tengah.

Bila di Sri Lanka penyakit ginjal misterius belum diketahui penyebab dan namanya, namun di Amerika Tengah kondisi mengenaskan ini disebut dengan creatinina.

Di kalangan peneliti creatinina disebut dengan penyakit ginjal yang tidak diketahui asal-muasalnya atau chronic kidney disease of unknown origin (CKDu)

Creatinina dapat dikatakan suatu kondisi yang cukup `unik`. Bagaimana tidak, penderita dari creatinina paling banyak dialami oleh pria muda yang berprofesi sebagai pemotong tebu, yang berasal dari El Salvador, Nikaragua, dan Kosta Rika.

Meski penderita creatinina meninggal dunia di usia 40 sampai 50 tahun, tapi penderitanya mulai mengalami kesakitan di usia yang relatif muda, 20 sampai 30 tahun.

Melansir CNN pada Senin (19/1/2015) peneliti dari Boston University School of Public Health, Daniel Brooks, menjelaskan bahwa creatinina tidak memiliki gejala awal,"Ketika pasien mengalami gejala seperti kelelahan, nyeri, dan tekanan darah tinggi, sebagian besar fungsi ginjalnya sudah keburu hilang."

Padahal, lanjut Brooks, penderita penyakit ginjal akan kebanyakan baru meninggal dunia ketika menginjak usia 70 sampai 80 tahun.

Brooks sendiri tidak mengetahui penyebab banyaknya masyarakat di tiga wilayah itu yang paling banyak menderita creatinina.

Namun, Peneliti dari Universidad Nacional, Heredia, Kosta Rika, dan Karolinska Institute, Stockhol, Cathrina Wesseling percaya bahwa ini chreatinina dapat terjadi karena epidemi ini muncul akibat dehidrasi saat bekerja yang dikombinasikan dengan sejumlah faktor lain yang berasal dari lingkungan.

Sebelum melontarkan ucapannya ini, pada 2012 Cathrina terlebih dahulu melakukan satu studi yang melibatkan 256 orang pria dan 408 orang wanita dari lima desa di El Savador.

Hasilnya, Cathrina menemukan korelasi cukup erat antara penanda penurunan fungsi ginjal dengan pekerjaan partisipannya itu yaitu bekerja kasar di ladang kapas dan tebu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cerita penderita chreatinina atau CKDu



Cerita penderita chreatinina atau CKDu

Pada 11 Juni 2014, situs berita CNN memuat satu artikel yang menceritakan nasib seorang pemotong tebu yang menderita CKDu atau Chreatinina.

Sejak usia 16 tahun, pria yang diketahui bernama Juan Salgado bekerja sebagai pemotong tebu di satu kota dekat pantai Pasifik Nikaragua pada 1966.

Tiga puluh lima tahun kemudian, gejala seperti demam, sakit kepala, nafsu makan menurun, dan seringkali pingsan kerap dialaminya. Yang membuat Juan tak habis pikir adalah ginjal yang selama ini dianggapnya sehat, justru mengalami kerusakan yang cukup parah.

Ketika diperiksakan ke dokter, Juan dianjurkan untuk tidak lagi menyibukkan diri di ladang tebu.

"Banyak sekali teman-teman saya yang meninggal dunia dan tidak bisa bekerja karena mengidap penyakit ini," kata Juan yang kini berusia 66 tahun seperti dikutip situs berita CNN.

Diperkirakan 20.000 orang telah meninggal dini karena penyakit misterius yang menyerang Amerika Tengah dua dekade belakangan ini. Namun jumlah korban pastinya tak ada yang tahu.

Anehnya, dalam tubuh penderita creatinina tidak ditemukan gejala diabetes atau hipertensi seperti halnya yang sering memicu gangguan ginjal di Amerika.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.