Sukses

Polusi Udara Tingkan Potensi Autis pada Bayi

Semakin sering ibu hamil terpapar polusi, semakin besar resiko bayi yang dikandung terkena autisme.

Liputan6.com, Jakarta Banyak risiko kesehatan yang dihadapi ibu hamil terutama yang tinggal di kota-kota besar penuh polusi. Studi terbaru menunjukkan bahwa semakin sering ibu hamil terpapar polusi, semakin besar risiko bayi yang dikandung terkena autisme.

Dilansir dari Foxnews pada Sabtu (20/12/2014), perempuan yang terpapar polusi udara dengan sangat tinggi selama kehamilan beresiko dua kali lebih besar memiliki anak dengan autisme. Studi yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health ini merupakan studi nasional pertama yang mengeksplor hubungan antara polusi udara dengan autisme.

Studi ini meneliti pengaruh polusi udara yang terdiri atas komponen-komponen seperti asam, bahan-bahan kimia, bahan-bahan logam, dan pertikel-partikel tanah atau debu yang besarnya lebih kecil dari 2,5 microns (PM2.5).

Menurut Agen Perlindungan Lingkungan (EPA), ukuran partikel-partikel yang sangat kecil ini berhubungan secara langsung dengan potensi mereka dalam menyebabkan masalah kesehatan karena kemampuan mereka melewati tenggorokan dan hidung dan kemudian memasuki paru-paru.

Populasi dari studi ini terdiri atas anak-anak dari peserta the Nurses’ Health Study II, sebuah kelompok yang terdiri dari lebih 116,000 perempuan perawat Amerika Serikat dari 50 negara bagian yang telah menjadi bagian dari berbagai bentuk riset kesehatan perempuan sejak 1989.

Penelitian ini mengumpulkan data berdasarkan dimana peserta tinggal selama kehamilan mereka sebagaimana diinformasikan EPA mengenai tingkat polusi udara di berbagai lokasi di Amerika Serikat.

Hasil dari studi itu menunjukkan bahwa semakin besar ibu hamil terpapar material-material polusi udara, semakin besar resiko bayi terkena autisme. Resiko ini semakin meningkat, terutama, pada trimester ketiga kehamilan.

Menurut profesor lingkungan hidup dan epidemologi pekerjaan dari Harvard, Weisskopf, ibu hamil dapat menghindari setidaknya beberapa tingkat dari keterpaparan PM2.5 dengan menjauhi kota-kota besar yang secara konsisten memaparkan tingkat polusi yang tinggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini