Sukses

Pangandaran Bebas Malaria dalam Dua Tahun

Jumlah penderita malaria di Kabupaten Pangandaran terbilang cukup tinggi. Namun, dalam dua tahun terakhir tak ada kasus yang dilaporkan.

Liputan6.com, Pangandaran Jumlah penderita malaria di Kabupaten Pangandaran terbilang cukup tinggi. Namun, kini Anda yang ingin melancong ke aneka destinasi di Pangandaran tak perlu cemas lagi. Dalam beberapa tahun terakhir jumlah kasus penyakit yang disebabkan nyamuk anopheles betina di pesisir Jawa ini menurun. Bahkan dalam dua tahun terakhir tak ada kasus yang dilaporkan.

"Sejak tahun 2006 kasus malaria jumlahnya menurun. Bahkan di Pangandaran tahun ini nol kasus. Namun bukan berarti benar-benar nol tidak ada penyakit malaria di sini," kata Kepala Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Loka Litbang P2B2) Pangandaran, Jawa Barat pada Selasa (16/12/2014).

Menurut Lukman, pada beberapa orang, meski tidak sakit, namun di dalam tubuhnya tetap ada parasit jenis plasmodium vivax. Parasit ini tinggal dalam organ hati selama bertahun-tahun. Pada suatu hari, ketika imunitas tubuh turun, parasit akan menjadi aktif dan malaria bakal menyerang.

Untungnya, penyebab malaria yang disebabkan karena plasmodium falciparum atau malaria tropika tak lagi terjadi di Pangandaran. Padahal di tahun akhir 90-an sampai 2000-an jumlah orang yang meninggal di pangandaran sangat tinggi.

Tingginya angka kasus malaria di Pangandaran pada beberapa tahun dahulu disebabkan karena faktor geografis. Nyamuk penyebab malaria berkembang di daerah pantai dengan ketinggian maksimal 700 meter di atas permukaan laut. Lalu, faktor alam seperti muara sungai yang terbendung, tambak, dan kolam buatan yang sangat banyak membuat nyamuk ini gemar tumbuh dan menyebarkan penyakit.

Perubahan yang terjadi dalam beberapa aspek di Pangandaran membuat angka malaria sangat rendah bahkan hampir tidak ada. "Kini sudah banyak bangunan di Pangandaran, muara sungai sudah lancar, kolam sudah diuruk menjadi bangunan. Nah itu sisi positif yang menguntungkan tidak terjadinya malaria," jelas Lukman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.