Sukses

Para Dokter dan Apoteker Belajar tentang Jamu di Tawangmangu

Diklat dokter mengenai saintifikasi jamu kembali digelar oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Liputan6.com, Jakarta Diklat dokter mengenai saintifikasi jamu kembali digelar oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) di bawah Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di Gedung Diklat IPTEK dan Jamu B2P2TOOT, Tawangmangu, Solo, pada 5 sampai 10 Desember 2014. 

Kepala B2P2TOOT, Indah Yuning Prapti, SKM, MKes, mengatakan, tujuan dari diklat dokter yang dilaksanakan sejak 2010 adalah untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini dokter dan apoteker. 

"Dokter yang akan mendiagnosa pasien agar mereka tahu resep apa yang akan diberikan kepada pasien, dan untuk apoteker agar mereka tahu juga bagaimana cara meracik resep sesuai yang dianjurkan oleh dokter," kata Indah kepada Health-Liputan6.com di Tawangmangu, Solo, ditulis Selasa (9/12/2014)

Selanjutnya, dengan diklat dokter ini dapat membuat jejaring bagi para dokter yang melakukan saintifikasi jamu. Nantinya, dengan adanya jejaring diharapkan dapat mempercepat jamu-jamu yang masih empiris (belum ada bukti ilmiah), menjadi jamu yang sudah dilandasi oleh bukti ilmiah.

"Karena memang, pasien masih sering mempertanyakan itu. Bukti ilmiah sangat diperlukan, meski tanaman herbal yang dijadikan bahan baku jamu memiliki khasiat sejak dahulu (nenek moyang)," kata dia. 

Lebih lanjut Indah, mengatakan, tujuan lain dari diklat dokter mengenai saintifikasi jamu akan membantu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengumpulkan data-data dari para dokter yang sedang atau tertarik berpraktik mengenai jamu.

"Terpenting adalah bagaimana kita mendorong para dokter itu menjadi semacam pejuang bagi pemanfaat jamu kepada pelayanan kesehatan. Baik itu tradisional maupun konvensional, sehingga bisa menjadi komplementer," kata dia.

Hal senada juga diungkapkan dr. Danang Ardiyanto, Koordinator Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan. Dengan diklat yang telah menghasilkan lebih dari 300 orang dokter, diharapkan dapat memberikan pemahaman dan bukti ilmiah kepada pasien yang berobat di Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus. Sehingga, pasien tidak perlu khawatir akan manfaat yang akan didapatkan.

"Karena kita fungsinya untuk memberikan bukti ilmiah kepada masyarakat tentang manfaat dan khasiat jamu, diklat ini sangat diperlukan," kata dia. 

Danang kembali menjelaskan, karena sejumlah dokter di Indonesia memang belum memiliki kemampuan yang khusus tentang jamu, maka itu di klinik tersebut diberikan pelatihan berupa diklat bagi para dokter yang ingin mempelajari jamu lebih mendalam. "Kayak yang sekarang, 30 orang dokter itu Kementerian Kesehatan sendiri yang mencari ke Dinas Kesehatan. Jadi, siapa yang tertarik mempelajari tentang jamu, ikut diklat ini. Sekaligus, kami pun memiliki databasenya," kata dia menerangkan. 

Setiap tahun, lanjut dia, Kementerian Kesehatan rutin memberikan pelatihan kepada 60 dokter yang dibagi menjadi dua angkatan. Ada pun metode yang diajarkan ke para peserta diklat terdiri dari medical representative, meliputi; Medikoetikolegal, Metodologi, penelitian, farmakodinamik, diagnostik holistik.

"Kemenkes berharap, setelah diklat ini mereka menjadi jejaring kami," kata Danang.

SOHO Global Health dorong saintifikasi jamu

Sebagai bentuk nyata atas komitmen untuk fokus mengembangkan produk kesehatan berbahan dasar herbal, SOHO Global Health pun turut andil pada diklat dokter kali ini.

"SOHO merupakan salah satu industri produk herbal yang paling banyak diminati, dan mereka mendorong untuk pengembangan jamu di Indonesia. Lagipula, agar pengembangan jamu di Indonesia berjalan lancar dan sukses, diperlukan tiga pilar, yaitu akademic, bussines, dan goverment (ABG). Goverment dalam hal ini adalah Kementerian Kesehatan, sedangkan bussines untuk tahun ini adalah SOHO, sekaligus yang menjadi sponsor," kata Danang.

Sugiharjo, VP Sales and Marketing for Profesional Products SOHO Global Health, Sugiharjo, mengatakan, karena saintifikasi jamu merupakan penelitian mengenai pemanfaatan jamu serta bahan herbal dalam upaya memperoleh bukti ilmiah atas manfaat keduanya untuk menjaga dan memelihara kesehatan, juga untuk mengobati penyakit berdasarkan kaidah ilmiah serta etika, maka sudah sepatutnya diklat semacam ini untuk didukung secara penuh.

"Agar produk obat dengan bahan herbal asli Indonesia dapat menjadi produk yang diandalkan dan diterima di semua kalangan, serta mampu bersaing secara global, maka mutunya harus ditingkatkan, keamanannya harus dibuktikan, serta khasiatnya harus diteliti dan dapat dibuktikan secara ilmiah. Eksesnya adalah terciptanya kemandirian obat bagi bangsa Indonesia, serta mampu meningkatkan kesejahteraan para petani herbal," kata dia.

Bahkan, bila Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ingin menambah lahan untuk menanam tanaman herbal, SOHO Global Health bersedia lahan yang ada di Bogor dengan luas 12 hektar untuk dipergunakan.

Menurut Indah Yuning Prapti, SOHO Global Health adalah industri ketiga yang menjadi sponsor dalam diklat dokter mengenai saintifikasi sekaligus mendorong saintifikasi bahan herbal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.