Sukses

Ciri Bayi yang Menderita Gangguan Tiroid

Dari 4,7 juta bayi yang lahir setiap tahun di Indonesia diperkirakan sekitar 1.600 yang mengalami gangguan tiroid berupa kekurangan tiroid

Liputan6.com, Jakarta Dari 4,7 juta bayi yang lahir setiap tahun di Indonesia diperkirakan sekitar 1.600 yang mengalami gangguan tiroid berupa kekurangan hormon tiroid atau disebut hipotiroid kongenital. Hormon tiroid ini padahal sangat dibutuhkan bagi metabolisme tubuh yang berdampak pada perkembangan dan pertumbuhannya. 

Namun, orangtua perlu waspada karena pada minggu awal kehidupannya bayi ini tampak normal, namun satu bulan kemudian baru nampak ciri-ciri fisik ia mengalami kelainan ini,
 
"Saat lahir ia nampak seperti bayi normal karena masih mendapatkan tiroid dari ibu. Namun ia agak sedikit 'manis' karena tidak banyak gerak dan jarang menangis. Satu bulan kemudian, saat tiroid di dalam tubuh dari sang ibu habis ia mulai memperlihatkan cirinya," terang konsultan endokrin anak dr. Erwin P. Soenggoto yang ditemui usai acara 'Pertemuan Advokasi Skrining Hipotiroid Kongenital' yang digagas oleh Merck dan Kemenkes RI di Hotel Amaroossa Bekasi pada Kamis (13/11/2014).
 
Lebih lanjut dokter Erwin menyebutkan, setelah satu bulan bayi dengan kekurangan hormon tiroid menyebabkan:
- Lidah membesar sehingga sulit menelan ASI
- Pusar bodong
- Badan kuning
 
Ketika tumbuh besar pun perkembangan lain pun terhambat ia tidak bisa berjalan dan tubuhnya pendek. Lalu, perkembangan otaknya pun terhambat sehingga ia memiliki IQ rendah atau keterbelakangan mental.
 
Namun jika ciri tersebut sudah nampak artinya sudah terlambat, tak bisa lagi ia tumbuh seperti biasa. "Cara untuk mencegahnya adalah dengan lakukan skrining hipotiroid kongenital pada awal kehidupannya. Sehingga jika positif, bisa langsung diobati" tambah dokter Erwin.
 
Jika lebih dari sebulan mengobati tak akan memberikan dampak signifikan, memang ada tapi kecil sekali tutur dr. Diet S. Rustama, SpA (K) pada kesempatan yang sama. 
 
"Kalau telat memberikan pengobatan untuk fisik si masih bisa, tapi kondisinya cebol. Tapi kalau untuk otak tidak bisa diperbaiki. Karena ia telah memasuki golden periode kan," terang dokter Diet yang juga berpraktek di RS Hermina Pasteur, Jawa Barat ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini