Sukses

Banyak Tekanan, Dirut RSUD Bengkulu Mundur

Diduga karena banyak tekanan dari para pejabat, direktur utama RSUD M Yunus Bengkulu, Drg Daisy Novira, MARS mengundurkan diri.

Liputan6.com, Bengkulu Diduga karena banyak tekanan dari para pejabat, direktur utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Bengkulu, Drg Daisy Novira, MARS mengundurkan diri dari jabatannya.

Beberapa kebijakan yang ditempuhnya dalam sebulan terakhir untuk menyelamatkan rumah sakit dari kebangkrutan karena terus merugi membuat dirinya mendapat banyak tekanan.

Apalagi saat ini, manajemen lama sedang dalam perkara dan disidang di pengadilan Tipikor Bengkulu terkait korupsi honor tim pembina yang melibatkan gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah.

Sepekan lalu, pihak manajemen melakukan pemecatan terhadap 45 orang tenaga medis yang merupakan tenaga honor titipan para pejabat. Dirinya sudah  3 kali menyampaikan surat pengunduran diri kepada Gubernur, namun belum mendapatkan persetujuan. Ini merupakan yang keempat dan terakhir kali.

Wakil Gubernur Bengkulu Sultan Bachtiar Nadjamuddin membenarkan pengunduran diri Dirut RSUD M Yunus ini. “Harusnya tidak boleh mengundurkan diri, karena yang bersangkutan diserahi tanggung jawab sebagai direktur untuk menyelesaikan masalah di RSMY,” ujar Sultan kepada jurnalis usai melaksanakan upacara bendera peringatan hari pahlawan di Bengkulu (10/11/2014).

Wagub meminta agar masalah ini dipikirkan ulang, karena dalam birokrasi bila ada kekosongan jabatan akan berpengaruh pada pelayanan kepada masyarakat.

Diakuinya kondisi RSMY sekarang lagi banyak masalah internal dan keluhan dari masyarakat terkait dengan pelayanan. “Jujur saja memang kondisi RSMY lagi kurang kondusif, namun bila dikerjakan dengan segenap hati, maka masalah tersebut akan selesai, dan yang bersangkutan akan dikenang sepajang masa seperti pahlawan,” tegas Sultan.

Sementara itu saat dikonfirmasikan megenai kebenaran surat pengunduran diri kepada yang bersangkutan Drg. Daisy Novira, MARS tidak dapat di hubungi lagi, dan bahkan dari pihak pemda Provinsi mencoba menghubungi yang bersangkutan juga tidak dapat tersambung. (Yuliardi Hardjo Putra)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini