Sukses

Waspadai Racun di Balik Deodoran

Sebuah penelitian yang dilakukan di Kanada belum lama ini mengungkap bahwa mencegah keringat bisa menyebabkan anhidrosis

Liputan6.com, Jakarta Pada dasarnya, tubuh memiliki 6 juta kelenjar keringat yang sebenarnya normal bila mengeluarkan bau. Namun dengan alasan kenyamanan, antiperspirant digunakan untuk mencegah keringat dan bau.

Masalahnya, sebuah penelitian yang dilakukan di Kanada belum lama ini mengungkap bahwa mencegah keringat bisa menyebabkan anhidrosis yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan organ internal. Ini mengerikan walaupun kondisi ini sangat jarang terjadi di dunia.

Tapi peneliti Kanada mencatat, ada beberapa bahaya yang ditimbulkan penggunaan antiperspirant yang menyoroti pentingnya keringat untuk kesehatan kita.

"Setiap orang memiliki tingkat logam beracun yang terakumulasi dalam tubuh mereka. Ada arsenik, kadmium, timah, dan merkuri yang kita dapatkan dari lingkungan yang tercemar juga dalam makanan. Disini, kami hanya ingin tenaga medis mempertimbangkan kembali bahwa olahraga diperlukan untuk mengeluarkan keringat, tapi bila keringat ditahan, maka ada risiko zat beracun yang berisiko memengaruhi kerusakan saraf dan gangguan memori," kata peneliti, seperti dikutip Dailymail, Selasa (4/11/2014).

Peneliti mengatakan, kulit kita kaya dengan jutaan kelenjar keringat atau ekrin yang membantu suhu tubuh Anda dingin. Kelenjar ini unik karena berdasarkan sebuah studi dari University of Michigan, ekrin ini berfungsi juga sebagai penyembuhan. "Ingat ketika Anda demam atau flu, disarankan untuk mengeluarkan keringat sebanyak-banyaknya agar racun tubuh keluar."

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa ekrin dapat berubah dengan cepat menjadi kulit segar dalam hitungan jam. "Ini mungkin mengejutkan, tapi kelenjar ini juga berperan penting dalam perbaikan luka," kata peneliti utama yang juga ahli dermatologi, Laure Rittie.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Archives of dermatologis ini juga menunjukkan bahwa antiperspirant benar-benar meningkatkan tingkat bakteri berbau busuk, yang menyebabkan ketiak semakin bau tak sedap.

"Keringat yang disebabkan oleh stres, ketakutan, kecemasan dan gairah seksual diproduksi dalam kelenjar apocrine, yang ditemukan di bawah lengan, pangkal paha, bibir atas dan kulit kepala. Olahraga juga merangsang kelenjar apokrin (latihan meningkatkan kadar testosteron). Sekresi apokrin ini bau karena mengandung protein penghasil bau. Bau terjadi karena bakteri yang hidup pada kulit memecah protein sehingga menjadi molekul yang lebih kecil berbau busuk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.