Sukses

Pastor Gantung Diri Usai Ngaku Perkosa Gadis Remaja

Seorang pastor asal Italia yang mengaku telah memerkosa seorang gadis remaja tewas gantung diri di ruang sakristi

Liputan6.com, Jakarta Seorang pastor asal Italia yang mengaku telah memerkosa seorang gadis remaja tewas gantung diri di ruang sakristi (ruang khusus tempat mengganti pakaian/jubah pastor) sebuah gereja, demikian pihak Keuskupan Santa Croce di Utara Italia menyebutkan.

Pastor berusia 48 tahun yang masuk dalam kelompok Slovenian di Trieste ini dituduh telah melakukan tindakan melanggar hukum selama bertahun-tahun dengan seorang gadis remaja usia 13 tahun.

Dia telah mengaku dosa pada Uskup Giampaolo Crepaldi atasannya dan diminta untuk menyiapkan surat permintaan maaf pada Tuhan, Gereja dan sang korban selama dua hari.

Namun, saat Crepaldi tiba hari Kamis malam untuk memberi tahu bahwa dirinya bakal dibebastugaskan sebagai pastor, sang uskup mendapati sudah tergantung di ruang sakristi.

Kasus mirip seperti ini juga menjadi masalah di negeri kita. Kebanyakan kekerasan seksual yang dialami anak dilakukan oleh orang terdekat. Kasus terbaru dialami oleh anak usia 6 tahun yang diperkosa berkali-kali oleh suami dari pembantu ibunya. Pelaku telah ditahan dan si anak sedang ditangani oleh Komisi Perlindungan Anak. Sebelumnya di Jakarta International School juga ditemui kasus yang sama.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Paraphilia

Paraphilia

Kuat dugaan para pelaku pelecehan terhadap anak kandung tersebut memiliki kelainan seksual (paraphilia) seperti pedofilia dan incest yang dipicu oleh berbagai faktor sehingga mempengaruhi kejiwaan orang yang bersangkutan.

"Dilihat dari prilaku para tersangka yang melakukan pelecehan terhadap anak kandung tersebut, diduga kuat mereka mengalami gangguan mental yang disebut paraphilia berupa pedofilia dan incest," kata Kasandra Putranto, praktisi kejiwaan forensik dan klinis.

Pedofilia, mengutip Ensiklopedia Britannica, adalah gangguan psikoseksual pada orang dewasa yang mengalami fantasi seksual tentang atau melibatkan tindakan seksual terhadap anak praremaja, baik sesama jenis kelamin atau berbeda jenis kelamin.

Sedangkan incest, dengan mengutip dari karya yang sama dikatakan adalah perilaku kelainan seksual dengan melibatkan kerabat dekat yang dilarang untuk menikah oleh hukum dan pada umumnya pelaku memiliki hasrat tersebut karena pelarangan tersebut.

Kasandra mengatakan paraphilia tersebut bisa terjadi karena berbagai faktor seperti pengalaman seseorang yang pernah menjadi korban prilaku pedofilia atau bisa juga karena kegemarannya menonton film porno sampai pada tingkat kecanduan.

"Prilaku tersebut bisa terjadi karena pelaku menerima perlakuan sama di masa lalunya atau bisa juga karena pelaku kecanduan film porno dan didukung oleh lingkungan yang kurang baik," kata perempuan yang merupakan pendiri sekaligus pemilik dari klinik psikologi Kasandra & Associates.

Dia juga menjelaskan gangguan kejiwaan seorang pedofil sulit dihilangkan dan hanya bisa dikendalikan terlebih ketika orang tersebut mengidap pedofilia sejak berusia muda dan gangguannya mulai meningkat seiring dengan pertumbuhan produksi hormon seksual.

"Penyakit kejiwaan tersebut disebabkan banyak faktor seperti psikososial atau biologis seperti kadar hormon abnormal, khromosom abnormal, dan sebagainya," katanya.

3 dari 3 halaman

Perkosaan ekstrem

Ekstrem

Sementara itu Psikolog dari Universitas Sanata Dharma Yohanes Heri Widodo, M.Psi menyebutkan, ini sebagai sebuah kasus perkosaan ekstrem. "Ini karena posisi pelaku yang khusus atau secara sosial dipandang tidak masuk akal melakukannya dan karena relasi pelaku dan korban yang semestinya jauh dari kemungkinan terjadinya peristiwa itu,"ujar Heri.

Heri juga menyebutkan bahwa kasus-kasus ini terjadi karena ketidakmampuan mengelola hasrat seksual yang sudah sangat ekstrem sehingga mengarah pada abnormalitas.

"Ini sangat maungkin berakar dari problem-problem interpersonal di masa lalu yang tidak terselesaikan,"tegas Heri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini