Sukses

Efek Bila Anak Terlalu Sering Dengar Lagu Dewasa

Liputan6.com, Jakarta Sekarang ini jarang sekali kita mendengarkan seorang anak mendendangkan lagu khusus anak-anak. Mereka lebih senang menyanyikan lagu orang dewasa bertemakan cinta dan kasih sayang, ketimbang lagu yang diciptakan khusus untuk seusianya. Jika lagu cinta hanya dinyanyikan sesekali saja oleh mereka, mungkin tidak memiliki efek apa-apa. Namun jika sudah keseringan, maka efek negatif yang akan didapat.

"Kalau anak diforsir atau setiap hari disuruh nyanyi lagu orang dewasa bertemakan cinta, sedangkan usia mereka baru 9 atau 11 tahun, maka dua efek merugikan akan didapat," kata "Pertama, mental dan perkembangan yang kurang sehat pada anak tersebut, dan yang kedua adalah pita suaranya akan bermasalah," kata Prof. Tjut Nyak Deviana Daudsjah A.Mus.D kepada Health-Liputan6.com di Institut Musik Daya Indonesia (IMDI), Jl. Ampera Raya Nomor 37 A, Jakarta Selatan, Jumat (31/10/2014)

Sebenarnya, lanjut guru dari Tompi dan Titi Rajobintang, anak-anak Indonesia saat ini bukannya tidak memiliki lagu khusus anak-anak. Sebab, banyak sekali pencipta lagu seperti AT Mahmud, Pak Kasur, Ibu Sud, Papa T. Bob, atau siapa pun itu yang menciptakan lagu khusus bagi perkembangan seorang anak. Yang kurang, kata Deviana, kemauan masyarakat untuk mempopulerkan.

"Karena zaman sekarang yang saya lihat, anak-anak lebih menonjol menyanyikan lagu orang dewasa, sedangkan anak-anak di bawah umur, belum paham dengan teks yang dinyanyikan," kata Deviana. Tapi, fenomena seperti ini tidak terjadi hanya di Indonesia, tapi fenomena yang berkembang di seluruh dunia. "Bukan tidak ada, tapi kurang disosialisasikan saja," kata lulusan International Music College (Jazz & Rockschulen Freiburg), Majoring in Jazz Vocal pada 1989 hingga 1990.

Berkaitan dengan kualitas pita suara seorang anak, profesor di bidang musik ini menyarankan, agar orangtua tidak memaksakan atau membiarkan anak-anaknya, terutama anak perempuan, untuk belajar vokal. Sebab, pita suara anak di bawah usia 18 tahun masih terlalu kecil, dan akan berkembang terus menerus. 

"Belum berkembang tapi dilatih dengan senam orang-orang dewasa dengan anggapan bahwa suara anak ini bisa jauh lebih bagus, justru akan membuatnya bermasalah," kata Pendiri Lembaga Sertifikasi Kompetensi Musik yang diakui oleh Kementerian Pendidikan & Kebudayaan pada 2009.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.