Sukses

Banyak Rumah Sakit Bakal Butuh Tenaga Ahli di Bidang IT

Sejak Jaminan Kesehatan Nasional berlaku, sepertinya banyak rumah sakit yang sudah 'melek' teknologi.

Liputan6.com, Jakarta Sejak Jaminan Kesehatan Nasional berlaku, sepertinya banyak rumah sakit yang sudah 'melek' teknologi. Apalagi sekarang ini sistem jaminan kesehatan nasional menggunakan model tarif paket (INACBGs) yang wajib diterapkan.  Peran teknologi di rumah sakit makin terasa. 

Pakar Iinformasi Teknologi rumah sakit dan Country Head Application Service Fujitsu Indonesia, Made Sudharmana menerangkan, tuntutan sistem pelayanan kesehatan bermutu semakin tinggi. Namun, kenyataannya masih banyak masyarakat, khususnya di Indonesia, yang belum bisa mengakses pelayanan kesehatan dengan cepat, tepat dan efektif. Oleh sebab itu teknologi tidak bisa terlepaskan di RS. Tenaga ahli bidang teknologi informasi seperti programer pun dibutuhkan.

"Tren healthcare itu sekarang telemedicine dan mengarah pada mobile device (penggunaan gadjet), virtualization, bio-stimulation dan cloud based EMR (solusi finansial yang membuat sistem menjadi aplikatif dan murah). Dengan teknologi, segala kesalahan (human eror) bisa dikelola dan layanan makin cepat ," kata Made saat temu media di Fujitsu Building, Jakarta, Kamis (22/10/2014).

Teknologi juga, kata Made, dapat membat pasien memiliki waktu yang jelas dalam melakukan perawatan dan pengobatan. Begitu juga dengan RS, teknologi yang mumpuni bisa orientasi profit.

"Selain meningkatkan safety, teknologi aplikasi di RS juga bisa menambah profit RS karena ada standar layanan," jelasnya.

Di sisi lain, Direktur Utama Rumah Sakit MMC Hospital sekaligus mantan Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) 2003-2009, dr Adib Abdullah Yahya mengatakan, teknologi memang membantu pasien di RS. Tapi teknologi itu digunakan untuk mengisi kesenjangan dalam pelayanan kesehatan, sebagai kepanjangan tangan profesi kedokteran. Jadi hati-hati memilih IT, bagaimanapun teknologi jangan sampai menggantikan peran dokter dalam membantu pasien.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.