Sukses

3 Alasan Ketua PPATK Sembunyikan `Identitas Diri` dari Buah Hati

Ketua PPATK, Muhammad Yusuf memiliki alasan sendiri mengapa menyembunyikan `identitas dirinya` dari anak-anaknya

Liputan6.com, Jakarta Ingin mengajarkan kepada buah hatinya tentang kesederhanaan dan arti bersyukur, Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf memilih merahasiakan `jati diri` sebenarnya. Bahkan saat menjabat sebagai pimpinan dari suatu lembaga negara, tak satu pun dari anak-anaknya yang tahu mengenai hal tersebut.

"Saya bersyukur anak-anak saya seperti itu. Jadi, mereka tidak pernah mendeklarasikan (bahwa memiliki seorang abah yang merupakan seorang pejabat negara)," kata Muhammad Yusuf.

Pria asal Palembang, Sumatera Selatan yang pernah mencicipi pendidikan di Universitas Indonesia melanjutkan, meski anak pertamanya pernah menemuinya di kantor dalam konteks suatu keperluan untuk bahan skripsi yang tengah digarap oleh anaknya itu. "Tapi, sekarang sudah tahu, karena sudah lihat di televisi dan baca di koran," kata dia menambahkan.

Menurut Muhammad Yusuf, tindakan seperti ini merupakan cara dia mendidik keseluruhan anak-anaknya, agar mereka dapat mengandalkan kemampuan dirinya sendiri, bukan mengandalkan sang ayah.

"Karena memang saya mendidik anak-anak saya supaya mereka tidak bercermin kepada sesuatu yang glamor," kata dia. "Bahkan anak saya yang paling besar, saya latih agar dapat menjalani tes penerimaan karyawan di satu bank swasta di Indonesia. Dan alhamdulillah, mereka bisa memahaminya," kata Muhammad Yusuf menekankan.

Kepada Health-Liputan6.com yang menemuinya di Gedung Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Jalan Jaunda Nomor 35, Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2014), Muhammad Yusuf menjelaskan alasannya menyembunyikan identitas sebenarnya;

1. Tidak ingin anak-anaknya bergantung kepadanya, dan menjadikannya `backingan`
2. Sebagai anak, kata Muhammad Yusuf, mereka harus tahu diri bahwa masing-masing orang memiliki tanggung jawab untuk dirinya sendiri, dan
3. Mencegah agar sang anak tidak arogan, dan mampu mensyukuri apa yang telah didapatkannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini