Sukses

Setelah Asuh Anak Angkat, Akhirnya Aku Hamil

Mencoba bantuan 'orang pintar', berdoa hingga mengangkat anak. Akhirnya pada ulang tahun pernikahan ketiga, pasangan ini dikaruniai anak.

Liputan6.com, Jakarta Pasangan yang sudah bertahun-tahun tak memiliki anak cenderung melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan mengangkat anak asuh yang dipercaya bagi sebagian pasangan mampu 'memancing' kehadiran buah hati.

Itulah salah satu cara yang dilakukan oleh pasangan Prayitno dan Tini asal Kabupaten Pesawaran, Lampung dalam mendapatkan anak. Tak disangka usai mengangkat anak, sang istri berhasil hamil. Namun sebelum sampai ke titik tersebut, pasangan ini harus kebal telinga mendengar cemoohan tetangga.

Tinggal di kawasan pedesaan yang masih peduli dengan kiri kanan kadang memang tak ada baiknya. Sindiran dari tetangga kerena tak segera memiliki anak berhembus kencang.

"Suamimu bukan 'jago' ya? Laki-laki sih suamimu itu sampai kamu lama hamil," cerita Tini mencontohkan ucapan tetangganya dahulu.

Bahkan, banyak tetangga yang menyarankan untuk ganti suami.

Hal itu bukan terjadi sekali-dua kali berkali-kali. Tapi pasangan ini dengan sabar menghadapi hal tersebut. "Saat itu saya berpikir bahwa anak adalah rejeki dari Tuhan, ya kalau belum diberi ya sudah yang penting sudah meminta lewat doa. Bisa jadi juga bahwa kami belum pantas diberi anak karena masih tak sabar dan suka marah" jelas Tini.

"Jika memang tak diberi ya kami bisa asuh anak orang, toh sama nanti akan jadi anak kami," terang Prayitno.

Pasangan suami istri ini dulu tak berpikir untuk mendatangi dokter mengecek kondisi kehamilan. Selain posisi rumah yang jauh dari pusat kesehatan, mereka pun masih sabar menanti kehadiran sang buah hati.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Minta bantuan "orang pintar"

Minta Bantuan Orang Pintar
Lebih dari satu tahun tak memiliki anak, cemoohan makin kencang. Tapi ada juga yang memberikan saran, ke orang pintar misalnya. "Saat itu kami baru berpikir apa ke orang pintar saja ya, eh baru kepikiran esoknya ada orang pintar datang ke rumah, yang pasti bukan kami yang memanggil" terang Tini.

Orang pintar ini pun meminta pasangan ini untuk melakukan hal aneh-aneh, seperti makan telur keong yang ukurannya kecil-kecil. "Dulu kami tidak tahu itu apa, tapi ya coba makan saja, lucu juga ya kalau mengingatnya," ungkap Tini sambil tertawa.

Pasangan ini pun mengakui, bahwa keinginan punya anak membuat mereka mencoba aneka cara yang disarankan orang-orang. "Kami semacam orang bingung yang ikutin saran orang," ungkap Prayitno.

3 dari 4 halaman

Mengangkat anak asuh

Angkat Anak

Di tahun kedua pernikahan, mereka pun mencoba mengasuh anak dari kakak. Niatnya tak cuma memancing, jika pun tak diberi anak kandung, anak angkat ini tetap menjadi anak mereka.

"Dulu anak angkat kami diambil dari saudara kondisinya penuh koreng, namun kami urus sepenuh hati hingga akhirnya ia jadi gadis cilik cantik," terang Tini.

Setahun berlalu, pada pernikahan ketiga Tini dinyatakan hamil. "Dulu saya heran kenapa gak menstruasi berbulan-bulan, karena sudah tak ada pikiran memiliki anak, saya malah mikir ini kok gak mens gara-gara kena tumor atau apa ya," jelas Tini sambil tertawa.

Keesokan harinya, ke dokter untuk memeriksakan dan ternyata benar hamil. Lahirlah seorang putera dengan berat 2,6 kg yang kini sudah menjadi laki-laki dewasa berusia 23 tahun.

"Bisa jadi ini adalah paduan dari berdoa kepada Tuhan dan mengangkat anak. Mengangkat anak buat kami jadi lebih tenang dan tidak emosional. Serta menurunkan ambisi memiliki anak eh malah membuat psikis baik terhadap perkembangan sperma atau sel telur," jelas Prayitno.

4 dari 4 halaman

Berbagi semangat

Pengalaman mendapatkan anak membuat Prayitno dan Tini menyarankan kepada orang-orang yang tak memiliki anak untuk melakukan tiga hal. Pertama, periksakan kondisi organ reproduksi ke pihak medis. "Kita kan tidak tahu apa ada permasalah tidak di dalam sana," ujar Prayitno yang bekerja sebagai guru sebuah sekolah menengah pertama di Pesawaran ini.

Kedua, jika bisa dan mau angkat anak. "Mengangkat anak membuat perasaan pasangan jadi tenang. Tapi syaratnya harus rela menganggapnya sebagai anak sendiri, jika memang tak diberi anak kandung sudah ada anak ini," ujarnya

Ketiga, berdoa. "Meminta dan pasrah kepada Tuhan karena anak adalah rezeki dari-Nya," akhir Prayitno

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini