Sukses

Komunitas Skizofrenia, Berbagi dukungan dan Semangat

Sifat sang kakak menjadi suka marah-marah hingga muka merah, membahayakan anggota keluarga lain, senang membakar sesuatu di dalam kamar

Liputan6.com, Jakarta
Dahulu, Bagus Utomo dan keluarga tak tahu apa yang terjadi dengan perubahan perangai kakaknya. Sifat sang kakak menjadi suka marah-marah hingga muka merah, membahayakan anggota keluarga lain, senang membakar sesuatu di dalam kamar, memunguti sampah, dan tak pernah mandi.
 
Kejadian itu berlangsung hingga bertahun-tahun, bahkan sempat mencari tahu lewat pengobatan alternatif. Tak disangka, baru di tahun 2001 Bagus mengetahui lewat internet bahwa kakaknya mengalami gangguan kejiwaan.
 
Panduan mengatasi bagaimana menghadapi orang dengan skizofrenia pun ia dapatkan . "Dulu saya sangat terbantu dengan panduan tersebut, bahkan bisa meringankan konflik di keluarga bahwa apa yang dialami kakak saya bukan karena salah siapa-siapa tapi memang penyakit. Lalu kenapa tidak saya bagikan informasi ini ke orang lain," terang Bagus dalam acara pre-launching buku Nova Riyanti Yusuf "A Rookie and The Passage of The Mental Health: The Indonesian Story" di Jakarta (8/10/2014).
 
Minimnya informasi akan gangguan kejiwaan terutama Skizofrenia membuat pria ini membuat Yahoo Groups di tahun 2001 untuk membentuk komunitas yang peduli skizofrenia sebagai sarana berbagi informasi. Ia pun menyebar ajakan ke banyak email dan mailing list. "Ternyata responnya bagus, data terakhir ada sekitar 600 orang yang tergabung," terang 
 
Di tahun 2009, sejak ada Facebook jumlah anggota Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) berlipat ganda menjadi ribuan. Informasi tentang skizofernia pun menyebar luas.
 
Kini, ada banyak kegiatan yang dilakukan demi saling berbagi informasi dan dukungan baik ke pasien skizofernia maupun keluarga. Lewat komunitas seseorang lebih terbuka dan mau bercerita banyak. "Kalau kita datang ke psikiater tentu waktu terbatas untuk mendengarkan keluhan keluarga pasien skizofrenia. Sedangkan disini bisa berbagi informasi," terangnya.'
 
Tak hanya untuk keluarga, komunitas ini pun mengakomodir kegitan bagi penderita skizofrenia misalnya konseling gratis, terapi seni, yoga. Tak lupa, komunitas ini pun gencar melakukan edukasi ke masyarakat agar tak memberikan stigma kepada pasien skizofrenia. 
 
Untuk memperkuat komunitas ini, KPSI di tahun 2012 pun menjadi yayasan sehingga memiliki sebuah sekretariat di Jalan Limo 26A Balimester, Kampung Melayu, Jakarta Timur.  
 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.